TRIBUNNEWS.COM – Endra Prasetya hanya bisa menutupi wajahnya. Berjalan meninggalkan lapangan dengan tertunduk. Ia menahan rasa kecewa yang mendalam ketika mendapat kartu merah setelah melanggar pemain Laos di kotak penalti.
Kekecewaan Endra dalam laga yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (25/11/2012), tersebut sangat beralasan. Itu merupakan laga "bersejarah" karena menjadi debutnya bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala AFF.
Ya, debut Endra harus berakhir pahit dengan pengusiran dirinya. "Dia tidak salah. Itu murni nalurinya. Insiden tersebut situasional," bela Pelatih Timnas, Nil Maizar, kepada Tribun.
Manajer Timnas, Habil Marati, kepada Tribun mengatakan, Endra cukup terpukul atas kejadian tersebut dan merasa tidak enak hati kepada rekan-rekan setim. "Dia merasa sangat tertekan," ungkapnya.
Wajar saja, akibat pelanggaran Endra, Laos mendapat penalti sehingga unggul lebih dulu 1-0. Bermain dengan 10 orang, meski kemudian Laos juga bermain dengan 10 orang, membuat Tim Garuda berjuang keras hingga akhirnya dipaksa bermain imbang 2-2.
Tak hanya itu, absennya Endra membuat tim Merah Putih tinggal menyisakan satu orang kiper yaitu, Wahyu Tri Nugroho. Padahal sejak awal, Nil Maizar berharap tidak ada kiper yang cedera maupun mendapat kartu merah mengingat terbatasnya stok kiper. "Kalau mau bicara perasaan, saya pasti kecewa," ungkap Endra kepada Tribun usai menjalani latihan bersama tim di Hotel Palace of the Golden Horses, Rabu (28/11/2012) pagi.
Ia menyebut pelanggaran yang dilakukannya terhadap Soukaphone Vingchiengkham bukan karena kesengajaan. Menurutnya, kejadian tersebut murni posisi bola 50:50 antara dirinya dan Soukaphone.
"Saya hanya berusaha menghadang laju bola karena posisi bola sudah terlepas dari kaki lawan dan tanpa bermaksud melakukan pelanggaran," tutur Endra mengenang kejadian pahit tersebut.
Dia mengaku kecewa dengan keputusan wasit Lam Ng Kai yang memimpin pertandingan. Meski demikian, dia tetap menghargai keputusan wasit yang mengusirnya dari lapangan. Dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena keputusan itu telah dikeluarkan saat di lapangan dan tak mungkin dicabut lagi. "Keputusan wasit tetap secara profesional saya hormati. Jujur sangat mengecewakan soal keputusan wasit, tapi saya harus tetap respek," katanya.
Beruntung bagi kiper Persebaya 1927 tersebut. Penyelenggara Piala AFF 2012 hanya memberi hukuman larangan sekali bermain, bukan dua kali sesuai hukuman kartu merah langsung. Dengan demikian, kiper berusia 31 tahun ini hanya absen saat melawan Singapura pada laga kedua Grup B, Rabu (28/11/2012). Ia sudah bisa bermain ketika Tim Merah Putih melakoni pertandingan terakhir melawan tuan rumah Malaysia, Sabtu (1/12/2012).
Laga melawan Malaysia merupakan partai emosional bagi Pasukan Garuda. Inilah partai penuh gengsi karena kental dengan unsur rivalitas yang menyentuh berbagai aspek. Pertemuan dua musuh ini sekaligus menjadi laga ulangan final Piala AFF dua tahun lalu di mana Tim Garuda harus menyerah dari Negeri Jiran.
Namun demikian, Indonesia bisa bernapas lega karena Endra sudah berada di bawah mistar gawang. Ia pun menyatakan kesiapannya untuk melakoni "comeback".
Catatan penampilan Endra di bawah mistar gawang Tim Merah Putih cukup bagus. Sewaktu melawan Kamerun, penampilannya sempat dipuji. Pria dengan tinggi 177 cm ini pun sudah memasang target pribadi saat melawan Malaysia nanti. "Kalau diturunkan saat melawan Malaysia, target pribadi saya, sudah jelas, harus menang dan tidak kebobolan," ujar eks Persela Lamongan itu.
Pria kelahiran Madiun, 5 Januari 1981, tersebut menilai Malaysia sebagai tim yang kuat. Namun demikian, hal tersebut tidak membuat Endra gentar untuk menebus kesalahannya. "Malaysia tim kuat dan saya harus fit. Apapun kondisi tim kita, kalau nanti saya diturunkan saat melawan Malaysia, saya akan melakukan yang terbaik," ungkap kiper yang baru mengecap tujuh caps bersama Tim Garuda ini.