Laporan wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi dari Afrika Selatan
DALAM lima tahun ke depan, mungkin Jakarta akan kalah dari Johannesburg dalam urusan
pengoperasian busway. Pasalnya, kini Rea Vaya, busway di Afsel, sudah
mulai beroperasi meski masih terbatas dalam beberapa jalur saja.
Namun dilihat dari kelancaran jalur, modal transportasi umum ini sudah
menjadi pilihan utama. Hal tersebut terutama terjadi pada lajur
Johanneburg-Soweto.
Beberapa kali Tribun menjumpai Rea Vaya dengan
penumpang yang jauh lebih manusiawi ketimbang busway di jakarta. Tak ada
desak-desakan, dan laju bus pun tergolong stabil, sekitar 50-60
kilometer per jam.
Soal lajur khusus Rea Vaya, polisi dari Gauteng Police Department bertindak tegas
terhadap siapapun yang masuk ke jalur bus tersebut. Walhasil, sepanjang
lajut Soweto-Johannesburg, Rea Vaya melaju lancar tanpa hambatan, sampai
ke tengah kota sekalipun.
Menurut beberapa warga, setelah beroperasinya
Rea Vaya, kini kuantitas mobil di jalan menjadi berkurang cukup
signifikan.
"Tak ada lagi kemacetan saat masuk ataupun pulang jam kerja. Busnya pun
relatif enak dan nyaman," ucap Mianggi Znaya, pengguna Rea Vaya yang
ditemui Tribun di monumen Hector
Pieterson.
Selain mengurangi kepadatan mobil, Rea Vaya sendiri
bertujuan meminimalisir tingkat kejahatan yang biasanya dilakukan sopir
taksi, karena memang jalur Johannesburg-Soweto tergolong rawan.
Busway jadi Pilihan Utama di Johanneburg-Soweto
Editor: Toni Bramantoro
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger