TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Gelandang Nigeria, Sani Kaita, mengungkapkan, dirinya menerima ancaman pembunuhan setelah menerima kartu merah pada pertandingan penyisihan Piala Dunia, melawan Yunani, 17 Juni lalu. Meski begitu, ia mengaku tak tak takut.
Pada pertandingan itu, Nigeria unggul lebih dulu berkat gol Kalu Uche pada menit ke-16. Selanjutnya, Nigeria terus mendominasi sampai, Kaita mendapat kartu merah, akibat menendang bek Yunani, Vasileios Torosidis pada menit ke-33.
Setelah itu, permainan berubah. Nigeria perlahan kehilangan kendali permainan dan kecolongan dua gol Yunani yang dicetak Dimitrios Salpingidis (44) dan Torosidis (71). Kekalahan itu membuat Nigeria terancam tak masuk putaran kedua dan inilah yang menurut Kaita melatarbelakangi ancaman pembunuhan itu.
"Ya, aku menerima sejumlah ancaman (pembunuhan). Mereka mengirimkan ancaman itu melalui (surat elektronik). Namun, aku tak terganggu oleh itu, karena sebagai seorang beragama Islam, hanya Tuhan yang memutuskan siapa yang hidup siapa yang mati," kata Kaita.
"Segalanya di bumi ini ada dalam tangan Tuhan, apakah itu hidup Anda atau apa pun dan kecuali Tuhan mengizinkannya, tak seorang pun punya kekuatan membunuhku,"
"Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi besok. Ia memegang takdir kita. Itu adalah apa yang agamaku ajarkan kepadaku," paparnya.
Sani Kaita Diancam Dibunuh
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger