TRIBUNNEWS.COM, PRETORIA - Kemenangan pada babak 16-besar atas Portugal telah menghentikan keraguan terhadap kekuatan Spanyol. La Furia Roja menang dengan tampilan atraktif dan penuh determinasi sepanjang pertandingan.
Kegagalan mencetak gol lebih dari satu bisa dimaklumi karena lawan memiliki pertahanan yang tangguh. "Ini merupakan pertandingan terbaik yang pernah kami mainkan sejak tiba di sini," ujar striker Fernando Llorente.
"Spanyol mampu mengalirkan bola dengan sangat bagus. Kita tahu tim yang memiliki penguasaan bola lebih banyak bisa mengontrol pertandingan dengan baik," puji pelatih Portugal, Carlos Queiroz.
Dengan performa seperti itu, Spanyol berada dalam posisi yang diunggulkan saat bersua Paraguay di babak perempat final, Jumat (3/7/2010) malam waktu setempat. Maklum, kualitas individu pemain Paraguay masih berada di bawah Portugal. Seharusnya bukan hal yang sulit bagi La Furia Roja untuk membungkam La Albirroja.
Namun, fakta ini tidak membuat entrenador Vicente del Bosque jemawa. Dia justru mengkhawatirkan kekuatan Paraguay yang memiliki trademark sebagai tim yang punya pertahanan tangguh. Gaya permainan seperti itulah yang sering menyulitkan Spanyol.
Susahnya, di bawah arahan pelatih asal Argentina, Gerardo Martino, kekuatan pertahanan bukan satu-satunya senjata. Permainan Paraguay belakangan kian seimbang berkat melimpahnya stok penyerang berbahaya seperti Roque Santa Cruz, Lucas Barrios, Nelson Haedo Valdez, Edgar Benitez, atau Oscar Cardozo. Dengan modal itu, Paraguay memiliki potensi besar untuk mengancam gawang Spanyol.
Martino menegaskan timnya tak akan membiarkan lawan menguasai bola dan melakukan serangan. Dia akan menginstruksikan anak buahnya untuk berusaha merebut bola dan balik menekan. "Saya ingin tim ini memiliki agresivitas dan mampu mematahkan penguasaan bola lawan dengan cepat. Saya ingin tim ini bagus dalam penguasaan bola karena selama ini hal itu menjadi masalah kami," tegas Martino.
Rasa khawatir diungkapkan Spanyol. Pertahanan tangguh lawan bisa saja membuat para pemain La Furia Roja frustrasi. Di samping itu, gaya permainan ofensif yang dianut membuat timnya rentan mendapat serangan serangan balik. Itulah yang membuat Spanyol perlu bekerja ekstrakeras melawan Paraguay.
"Mereka memiliki pemain belakang dan penyerang yang sangat bagus. Kami harus fokus secara penuh kalau ingin memenangkan pertandingan. Kami tahu betapa sulitnya untuk unggul, tak ada jaminan kami bisa menang. Karena itu kami sangat menghormati mereka" ujar Del Bosque.
Paraguay punya tradisi menyulitkan tim-tim besar ketika tampil di fase knock-out Piala Dunia. Pada 1998, Prancis membutuhkan golden goal Laurent Blanc untuk mengalahkan Paraguay. Sementara, gol kemenangan Jerman pada 2002 tercipta ketika pertandingan tersisa dua menit.
Beruntung, para pemain Spanyol kini tengah dalam kondisi terbaik. Di lini tengah, Xabi Alonso dan Xavi Hernandez kian kompak sebagai dirigen permainan. Sementara, di lini depan Spanyol punya kartu as dalam diri David Villa. Pemain ini tengah disorot karena selalu mencetak gol di tiga laga terakhir Spanyol.
"David merupakan pemain yang hanya berpikiran untuk mencetak gol. Dia bisa menembak dan mencetak gol dengan kedua kakinya baik dari dalam maupun luar kotak penalti. Hal ini membuatnya selalu memberikan ancaman bagi lawan. Itulah kenapa dia sangat penting bagi kami," ujar rekan Villa di lini depan, Fernando Torres.
Setelah membantu timnya membongkar gawang Honduras, Cile, dan Portugal, bukan mustahil Villa melakukan hal serupa ke gawang Paraguay.(*)
Preview Paraguay vs Spanyol
Editor: Juang Naibaho
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger