Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budiarto Langsung dari Afrika Selatan
TRIBUNNEWS.COM, CAPE TOWN - Meski tingkat kehidupan relatif lebih nyaman dibanding Johannesburg dan Pretoria, sesungguhnya Cape Town memiliki potensi besar untuk terjadi kriminalitas dengan korban jiwa, lebih tinggi dibanding dua kota lain di belahan Utara tersebut.
Pasalnya, kota berjuluk Mother City ini memiliki level preman dan gengster jauh lebih tinggi dibanding Joburg dan Jakaranda City, sebutan Pretoria. Sudah menjadi rahasia umum kalau gengster di kawasan Cape Town sangat ditakuti di seluruh area negara.
Bedanya dalam masalah kebiasaan, yang cenderung lebih sopan dan gentleman. Dua hal itulah yang membuat kawanan gengster di Cape Town sangat disegani. Selain itu, mereka sangat jarang bertindak brutal seperti halnya para gengster di kota-kota lain, yang menggasak apapun di depan mereka, termasuk merampok.
Kalau di Cape Town, mereka cenderung sopan dan seperti kebanyakan pemuda lain, tetapi jangan sampai memancing mereka untuk marah, karena akibatnya justru lebih kejam dibanding apa yang dibayangkan. Gengster di Cape Town tidak terlalu kasar pada para pendatang, asalkan mereka tidak diganggu dalam rutinitas bisnis, terutama yang berhubungan dengan pangsa pasar narkoba.
Dalam dunia gengster Cape Town, mereka mengenal tiga level utama seperti jenjang karier, karena model gengster di ranah negeri Nelson Mandela ini seperti sebuah profesi yang memiliki tingkat kehormatan sangat tinggi. Mereka mengelompokkan diri berdasar tahapan usia.
Pada usia 25-26 tahun, sebutan bagi level ini adalah pemula atawa pencuti. Karena memang pekerjaan gengster usia seperti ini hanyalah mencuri barang-barang lawan atau orang yang mengganggu kinerja bisnis sang pemimpin gengster.
Setelah melewati tahapan ini, ada level usia 27 tahun, yang berarti dia sudah berada pada posisi siap untuk menjadi seorang pembunuh. Terakhir, tingkatan tertinggi ada pada label 28. Untuk menggapai ini, seseorang harus melalui ujian luar biasa berat.
Jika sudah terpatron 28, ia adalah seorang pemimpin besar dengan tingkat kekejian luar biasa. Bahkan, seorang personel gengster mengungkapkan, pada level tersebut, ia bisa melakukan mutilasi secara detail sampai memakan hati sang korban atawa musuh!
"Sangat sulit untuk mencapai cap 28. Kami harus menghadapi pelbagai rintangan yang tak mudah, dan seolah tidak memiliki perasaan manusiawi. Mereka hanya mengurus kasus-kasus besar, yang biasanya bermodel transinternasional, dan orang-orang jenis ini sangat sulit ditemui. Padahal kalau bertemu, tampangnya sangat biasa, jauh lebih kalem dibanding wajah-wajah personel gengster yang masih muda," jelas Kharim, seorang yang dekat dengan beberapa kelompok gengster di Cape Town, yang menyebut mayoritas gengster dikuasai golongan colourd. (*)
Tiga Level Gengster di Cape Town
Editor: Harismanto
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger