News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia 2010

Preview Uruguay Versus Jerman

Editor: Juang Naibaho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, PRETORIA - Pertemuan antara Uruguay dengan Jerman di perebutan peringkat ketiga merupakan ulangan 40 tahun yang lalu. Di Piala Dunia 1970, kedua tim melakukan perjuangan terakhir mereka setelah Uruguay kalah 1-3 dari Brasil sementara Jerman takluk 3-4 dari Italia melalui adu penalti di babak semifinal. Hasilnya, Jerman meraih peringkat ketiga setelah Wolfgang Overath mencetak satu-satunya gol di laga tersebut.

Kini dengan skuad yang tak kalah berpotensi seperti di Piala Dunia 1970, Uruguay menatap laga versus Jerman dengan kepercayaan diri penuh. Kekalahan dari Der Panzer empat dekade lalu, akan dibalas di Stadion Nelson Mandela Bay Minggu (11/7/2010) pukul 01.30 WIB..

Sebuah pembalasan yang bisa membuat mereka "memecahkan telur". Pasalnya, dari delapan pertemuan sebelumnya, Uruguay belum pernah sekali pun menang. Paling banter hanya bisa dua kali seri. Sisanya merupakan kemenangan mutlak Jerman. Bahkan Uruguay cuma mampu mencetak lima gol ke gawang Jerman. Berbanding terbalik dengan Der Panzer yang telah membobol gawang Uruguay sebanyak 23 kali.

Tak pelak lagi, pertandingan kali ini bakal punya arti penting bagi Uruguay. Meraih peringkat ketiga adalah sebuah prestasi terbaik yang bisa didapatkan sejak menjadi juara dunia pada 1930 dan 1950.

"Saya paham sepakbola di Uruguay dan tahu persis di mana posisi mereka di level dunia. Jadi saya bangga dan gembira atas performa tim saya. Mereka bisa mengimbangi permainan Belanda. Sayang kami tidak bisa mencetak gol kemenangan di momen-momen akhir. Saya tidak bisa meminta lebih dari para pemain dan Uruguay," kata pelatih Oscar Tabarez.

Laga ini juga menjadi laga kembalinya dua andalan. Uruguay kembali bisa memainkan striker Luis Suarez yang terkena skorsing akibat kartu merah saat melawan Ghana. Jerman juga siap menurunkan gelandang kreatif Thomas Muller yang absen di semifinal karena akumulasi kartu kuning.

Sejauh ini Suarez merupakan duet paling ideal bagi Diego Forlan. Striker Ajax Amsterdam ini telah mencetak tiga gol, dua di antaranya dilakukan ke gawang Korsel, dan tak pernah absen hingga mendapat kartu merah. Kecepatan dan naluri mencetak golnya yang tinggi membuat Forlan bisa efektif mengobrak-abrik pertahanan lawan.

Meski demikian, Suarez sempat mendapat julukan kurang enak setelah laga melawan Ghana. Kartu merah akibat dengan sengaja menepis bola di kotak penalti dengan tangan membuat Suarez dicap sebagai pemain licik.

Untunglah, pelatih Oscar Tabarez selalu berada di depan para pemainnya. Dengan tegas dia membela Suarez. "Kami sangat kecewa atas munculnya topik ini. Uruguay telah bermain di tiga laga tanpa pelanggaran berat. Jadi tolong jangan sebut kami licik," kata Tabarez.

Kehadiran Suarez di atas lapangan tentu punya andil besar dalam meningkatkan performa Uruguay. Hal ini harus dimiliki Uruguay karena Jerman pun diperkirakan tampil trengginas seiring kembalinya Muller ke tengah lapangan. Gelandang yang tengah diincar banyak klub elite Eropa itu ibarat turbo yang membuat mesin Jerman semakin galak dan bisa digeber dengan kecepatan tinggi. Peran Muller memang sangat vital di skuad Jerman. Terbukti, saat ia absen membela Jerman saat menghadapi Spanyol, Podolski cs tampil melempem.

Kontribusi Muller bagi Jerman tak sebatas gol-gol yang dicetaknya. Lebih dari itu, Muller adalah pemain yang bisa mendobrak sebuah pertahanan kokoh dengan kecepatan dan skill-nya saat membawa bola. Dia juga menjadi kunci dari strategi serangan balik yang diterapkan pelatih Joachim Loew.

Dua gol ke gawang Inggris di babak 16-besar menjadi bukti sahih kalau Muller adalah peluru andalan bagi Loew saat Jerman melakukan serangan balik. Dengan kepintarannya mencari posisi serta didukung kecepatan dan teknik tinggi, Muller bisa segera berada di kotak penalti lawan tanpa terkawal.

Gaya serangan balik bakal kembali diandalkan Loew di laga ini. Apalagi, pertahanan Uruguay bisa dibilang tidak sekokoh Argentina atau Inggris yang porak poranda akibat serangan kilat gaya Jerman ini. Kembalinya Muller ke tengah lapangan adalah salah satu alasan kenapa Jerman harus mempertahankan strategi ini.

Ambisi Uruguay untuk membalas kekalahan empat dekade lalu tampaknya harus diiringi sebuah strategi yang pas untuk meredam kecepatan dan kualitas skill para pemain Der Panzer. Jika pertahanan Uruguay lengah sedikit saja, Jerman berpeluang menghukum dengan gol demi gol ke gawang mereka.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini