TRIBUNNEWS.COM - Di klubnya di Tottenham Hotspur, Christian Eriksen biasa bermain di berbagai posisi di lini tengah.
Mulai dari gelandang serang kanan, second striker, gelandang serang kiri, gelandang sentral, sampai gelandang bertahan.
Pelatih Mauricio Pochettino bisa menempatkan pemain serba-bisa ini di berbagai posisi sesuai dengan kebutuhan tim.
Baca: Christian Eriksen, Sang Master Efisiensi yang Siap jadi Peledak Dinamit
Hebatnya, di posisi apapun pemain 26 tahun ini selalu bermain bagus, dan mendapat poin di atas rata-rata.
Lain lagi dengan Pelatih Denmark, Age Hareide yang memilih pendekatan sederhana, tapi mungkin efisien.
Ia sangat menyadari bahwa pemain dengan tinggi 1,77 cm ini merupakan motor, sekaligus juga otak tim.
Jika Christian Eriksen bermain cemerlang, tim akan terbawa cemerlang.
Sebaliknya, jika performanya sedang menurun, maka kiprah tim Dinamit pun akan ikut terbawa lembek.
Baca: Sempat Frustrasi, Lionel Messi Bisa Pensiun Seusai Piala Dunia 2018
Karenanya, Age Hareide memilih cara sederhana dalam menangani pemain bintangnya ini: simpan saja Christian Eriksen di tengah lapangan, dan biarkan ia berekspresi sebebas-bebasnya.
Biarkan sang kapten yang menangani semuanya.
Baca: Kritik Keberadaan Paul Pogba di Timnas Prancis, Legenda Liverpool: Dia tak Bisa Dipercayai
Mengatur keseimbangan tim, mengatur tempo permainan, melepaskan umpan-umpan panjang, melepaskan tendangan langsung ke gawang lawan, atau menekan dari sisi kanan pertahanan, maupun dari tengah ke area kotak penalti.
Untungnya lagi adalah, di tim Dinamit, Christian Eriksen dikelilingi para pemain lain dengan kemampuan yang juga mumpuni.
Rata-rata para pemain Denmark memang berkiprah di liga ternama di Eropa.
Baca: Timnas Mesir Mendarat di Rusia dan Langsung Menggelar Latihan, Mohamed Salah Masih Absen
Dan mereka sepertinya sudah paham dengan keinginan sang kapten, paham pula kapan waktunya naik atau turun sesuai dengan arahan dari sang dirigen permainan.
Begitu pentingnya Christian Eriksen, sehingga pelatih Age Hareide tak ragu memujinya sebagai satu dari sepuluh gelandang terbaik dunia saat ini.
"Ia tipikal pemain yang bisa beradaptasi dengan tim mana pun. Beri saja dia bola, dan bola kemudian akan menjadi teman akrabnya. Ia seorang jenius. Bahkan, saya pikir ia jauh lebih hebat dari Luka Modric (gelandang Real Madrid asal Tottenham Hotspur, Red)," ujar Age Hareide. (*)