"Meski tersingkir, saya tetap menyukai permainan tim kami. Prancis saja sampai kesulitan bermain melawan kami," ujar Arturo yang berasal dari kota Chiclayo itu.
Sepanjang sejarah, Piala Dunia 2018 adalah Piala Dunia kelima yang mereka ikuti. Sebelumnya Peru terakhir kali mengikuti turnamen ini pada 1982.
Empat tahun lagi Peru punya kesempatan untuk kembali bermain di Piala Dunia. Arturo optimistis tim nasionalnya bisa bermain di Qatar dan meraih pencapaian yang lebih baik.
"Saya yakin Peru akan bermain di Qatar dan saya pasti akan ke sana," kata ayah dua anak itu.
Arturo cukup percaya diri bepergian seorang diri ke luar negeri. Bahasa Inggrisnya bisa dibilang lebih buruk daripada saya. Dia beberapa kali tidak mengerti maksud omongan saya kepada dia dalam bahasa Inggris.
Saya sampai harus menggunakan aplikasi Google Translate untuk berbincang dengan dia. Dia juga harus menggunakan aplikasi yang sama untuk menimpali omongan saya.
"Apakah Indonesia bermain di Piala Dunia," tanya Arturo.
Sebelum menjawab pertanyaannya, saya tersenyum kecut. Saya bilang Indonesia tidak ikut Piala Dunia meski sepak bola adalah olahraga paling favorit di Indonesia.
Saya kemudian bercerita Indonesia sebenarnya pernah ikut Piala Dunia pada 1938 di Prancis, namun masih menggunakan nama Hindia Belanda karena saat itu masih berada di bawah kolonialisme Belanda.
"Seperti apa pertumbuhan di Indonesia saat ini," tanya Arturo lagi.
Saya jelaskan Indonesia sedang sibuk membangun dalam beberapa tahun terakhir. Di mana-mana ada pembangunan infrastruktur seperti jalanan dan jembatan.
"Peru juga sedang berkembang, tapi politik selalu mengganggu negara kami," kata pria yang bekerja di bidang farmasi itu.