TRIBUNNEWS.COM - Juru taktik Timnas Jerman, Hansi Flick enggan melupakan Florian Wirtz begitu saja untuk Piala Dunia 2022.
Wonderkid milik Bayern Leverkusen itu terpaksa absen hingga lima bulan setelah divonis menderita cedera ligamen, beberapa waktu lalu.
Menurut catatan medis, Wirtz baru akan kembali ke lapangan di akhir Oktober mendatang, dirinya pun terancam absen tampil di Piala Dunia 2022.
Baca juga: Prediksi Tim Peserta Piala Dunia 2022 yang Lolos ke Babak 16 Besar, Timnas Brasil Paling Besar
Namun, Hansi Flick rupanya masih mengininkan jasa Wirtz bagi Timnas Jerman untuk Piala Dunia 2022.
Dilansir SportBild, Eks pelatih Bayern Munchen itu bakal memasukkan nama Wirtz dalam skuad Der Panzer di Piala Dunia 2022.
Flick bakal melihat perkembangan pemain berusia 19 tahun itu bersama tim medis Bayern leverkusen.
Florian Wirtz diyakini hanya akan menjalani persiapan selama 2 minggu bersama Timnas Jerman sebelum berlangsungnya Piala Dunia 2022.
Bukannya tanpa alasan Hansi Flick meng-anakemaskan Wirtz bersama Timnas Jerman.
Catatan Wirtz bersama Bayern Leverkusen begitu istimewa di usia muda.
Wonderkid Paling Berbakat di Eropa
Florian Wirtz sudah mencuri perhatian sejak musim 2019/2020.
Saat itu, ia melakoni debut Bundesliga pada usia 17 tahun 16 hari, yang sekaligus membuat namanya menjadi debutan termuda ketiga sepanjang sejarah kompetisi Bundesliga.
Dari situ rekor diciptakannya. Pada Juni, Wirtz mencetak satu gol ke gawang Bayern Munchen.
Gol tersebut menjadikan dirinya sebagai pencetak gol termuda di Bundesliga sepanjang sejarah.
Dua musim lalu (2020/2021), dia juga mencatat rekor baru sebagai pemain 17 tahun pertama yang sukses mencetak 5 gol.
“Dia (Wirtz) dapat melakukan semuanya. Dia lihai bermain, punya kemampuan teknis mumpuni, punya kecerdasan permainan yang luar biasa, cepat membawa bola dan merupakan pendribel hebat,"
"Jika dia tetap bugar, paling tidak dia akan menyamai level Kai Havertz,” ucap Direktur Akademi FC Koln, Joerg Jakobs.
Musim 2021/2022, kontribusi Wirtz bagi Bayer Leverkusen lebih mentereng lagi.
Selain karena kemampuannya yang terus berkembang, ia juga mendapat peran yang berbeda.
Hadirnya Gerardo Seoane di pos pelatih jadi faktor utama.
Dalam skema 4–2–3–1 Seoane, Wirtz ditempatkan sebagai pemain nomor 10. Peran yang biasa dimainkan Kai Havertz saat masih membela Die Werkself.
Posisi natural Wirtz dan Havertz sama-sama gelandang serang, tak heran jika nama Wirtz terus dikaitkan dengan pemain yang sekarang bermain untuk Chelsea tersebut.
Kesamaan mereka tak hanya itu, dua pemain asal Jerman tersebut juga mampu bermain sebagai penyerang sayap.
Wirtz dan Havertz mampu tampil baik dari sisi lapangan dan membuat peluang-peluang berbahaya dari half-space.
Dilansir Fbref, musim lalu, dari 31 pertandingan yang dijalani Wirtz, ia mencatatkan 23 umpan kunci, 31 umpan ke sepertiga akhir, dan 54 umpan ke kotak penalti.
Sebagai pemain nomor 10, Wirtz juga mampu berperan besar dalam progresi bola Die Werkself, ia menorehkan 82,9 persen umpan sukses.
Peran nomor 10 yang diberikan oleh Seoane membuat Wirtz lebih sering berada di dekat gawang, ia diberi kebebasan lebih banyak untuk menyerang dan berada di kotak penalti lawan.
Ditambah dengan kecepatan dan visi menyerangnya, gol dan assist terus berhasil ia sumbangkan.
Musimlalu, Wirtz jadi pemain dengan kontribusi ofensif tertinggi bagi Leverkusen, berkat torehan 10 gol dan 14 assist dari 31 pertandingan.
Ya, 23 kontribusi gol dari 31 pertandingan dari remaja berusia 19 tahun.
Tak hanya itu, ia juga seorang penggiring bola handal, dia mencatatkan 2.77 dribel sukses per pertandingan, hampir menyamai catatan Leroy Sane di Bayer Munchen.
Bahkan, saat usianya masih menginjak 17 tahun, ia sudah pernah dipanggil Timnas Jerman untuk melakoni laga uji coba.
(Tribunnews.com/Deivor)