TRIBUNNEWS.COM - Piala Dunia 2022 yang menyisakan 14 hari lagi membuat semangat winger Timnas Belgia, Eden Hazard meledak-ledak.
Meski sulit mendapat tempat inti di Real Madrid musim ini, Eden Hazard tetap pede mampu menunjukkan kualitasnya di Piala Dunia 2022 nanti.
Pria berusia 31 tahun itu harus mondar-mandir masuk ke ruang perawatan Real Madrid karena cedera yang ia alami.
Baca juga: Jelang Piala Dunia 2022 Qatar, Ivan Toney Malah Terjerat Kasus Perjudian hingga Diselidiki FA
Posisinya sebagai winger utama di Los Blancos pun tergeser oleh Vinicius Junior dan Rodrygo yang tampil ciamik saat diberi kepercayaan oleh Ancelotti.
Kini, di tengah menurunnya performa Hazard, Timnas Belgia masih menaruh harapan tinggi kepadanya.
Roberto Martinez masih menganggap sang winger adalah pemain yang dibutuhkan di dalam tim.
Sejak kualifikasi Piala Dunia 2022, Hazard hanya dicadangkan sebanyak tiga pertandingan, sisanya ia selalu tampil dari menit awal.
Eks pemain Chelsea itu pun menjadikan Piala Dunia 2022 sebagai panggung pembuktian bahwa dirinya belum habis.
Ya, itu cukup rumit. Ada beberapa hal yang Anda pikirkan dalam situasi seperti itu, cederanya sendiri, keraguan atas masa depan, dan hal semacamnya," kata Hazard dilansir laman resmi FIFA.
"Namun sekarang, semuanya sudah kembali ke normal. Satu hal yang membuat saya tidak sabar adalah untuk segera membuktikan diri di lapangan bahwa saya masih dalam performa terbaik saya."
"Saya harus menetapkan standar tinggi. Saya akan berusaha melakukan yang lebih baik dari 2018."
"Ini akan menjadi tantangan besar untuk saya, karena performa saya cukup bagus pada 2018."
Baca juga: Jadwal dan Peta Persaingan Grup F Piala Dunia 2022, Tim 3 Benua Beradu, Belgia dan Kroasia Favorit
Ditanya soal persaingan di Grup F Piala Dunia 2022, Hazard menganggap tiga tim lainnya adalah tim yang apik.
Namun, chemistry yang sudah dijalin bersama penggawa Timnas Belgia selama hampir 10 tahun membuat dirinya tetap percaya diri untuk keluar menjadi tim terbaik.
"Kami akan menghadapi tim-tim yang cukup bagus, Korasia, Maroko, dan Kanada. Semuanya sudah cukup mengenal Kroasia, mereka punya pemain-pemain yang luar biasa."
"Kami menghabiskan hampir 10 tahun bersama. Kini kami memiliki beberapa pemain muda yang mulai masuk ke dalam tim."
"Pengalaman kami bermain bersama jelas memiliki peran penting atas pencapaian kami di turnamen sebelumnya."
"Jadi, saya berharap hal itu akan kembali menjadi kunci kami untuk bermain lebih bagus lagi ke depannya."
(Tribunnews.com/Deivor)