News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Dunia 2022

Penggemar Piala Dunia Diminta Waspadai Ancaman Target Mata-mata dan Pencurian Data

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antrean para suporter di tempat penjualan tiket jelang Piala Dunia 2022 Qatar

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, DOHA - Perusahaan cybersecurity Recorded Future mengklaim dalam sebuah laporan pada Kamis lalu bahwa 'kelompok peretas atau hacker yang disponsori negara' melihat Piala Dunia FIFA di Qatar sebagai 'lingkungan yang kaya target' untuk melancarkan aksi memata-matai dan pencurian data.

Sementara itu, Komisaris Privasi Eropa telah membunyikan alarm atas pengumpulan data negara tuan rumah sendiri.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (20/11/2022), pelancong yang akan pergi ke turnamen sepakbola global ini harus 'mengambil tindakan pencegahan tambahan'.

Baca juga: Dukung Timnasnya Berprestasi di Piala Dunia 2022, Liga Lokal Qatar Rela Berkorban

"Termasuk menggunakan aplikasi komunikasi terenkripsi, berhati-hati saat menghubungkan ke jaringan Wi-Fi publik dan tidak dikenal, serta mempertimbangkan penggunaan perangkat burner selama perjalanan daripada perangkat pribadi atau perusahaan," kata Recorded Future.

Meskipun laporan tersebut menempatkan risiko tersebut cukup rendah, namun perusahaan itu mengklaim bahwa agen intelijen China dan Iran kemungkinan akan melihat Piala Dunia sebagai kesempatan untuk mengumpulkan data dari pejabat dan pebisnis yang berkunjung.

Meskipun Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Al Udeid dan dinobatkan sebagai 'sekutu utama non-NATO' oleh Presiden AS Joe Biden pada Maret lalu, negara itu merupakan anggota inisiatif 'Belt and Road' China dan menyewa sebuah perusahaan China untuk membangun stadion andalannya.

Qatar juga memiliki hubungan dagang dengan Iran, dan pada saat yang sama juga menjadi anggota Dewan Kerjasama Teluk yang dipimpin Arab Saudi.

Di sisi lain, laporan tersebut menganggap Korea Utara (Korut) dan Rusia tidak mungkin menargetkan Piala Dunia, dengan Korut telah mengirim pekerja untuk membangun infrastruktur terkait turnamen, dan Rusia sibuk dengan konflik di Ukraina.

Rusia pun secara konsisten membantah tuduhan negara Barat tentang aktivitas dunia maya yang berbahaya.

"Penjahat dunia maya yang 'bermotivasi finansial' juga terdaftar sebagai ancaman, dan dapat menggunakan 'serangan phishing, aplikasi seluler palsu, tiket palsu, dan ancaman ransomware untuk mencuri dari penggemar," tegas Recorded Future.

Saat perusahaan itu menyarankan peserta untuk hanya mengunduh aplikasi Piala Dunia yang dibuat oleh FIFA atau pemerintah Qatar, regulator Eropa telah memperingatkan bahwa perangkat lunak Qatar juga tidak aman.

Komisaris perlindungan data Jerman memperingatkan pada Selasa lalu bahwa aplikasi 'Ehteraz' dan 'Hayya' Qatar melangkah lebih jauh dalam pengumpulan data mereka daripada yang diiklankan, dengan satu pelacakan ke nomor mana panggilan dilakukan, dan yang lainnya mencegah ponsel pengguna memasuki mode tidur dan mengirimkan data ke server pusat.

Pernyataan serupa turut dikeluarkan regulator di Norwegia dan Prancis, dengan Norwegia menyarankan penggemar Piala Dunia untuk menghapus data ponsel mereka sebelum bepergian ke Qatar.

Piala Dunia 2022 dimulai saat Qatar dijadwalkan menghadapi Ekuador di Stadion Al Bayt pada hari Minggu waktu setempat dan berlangsung hingga final pada 18 Desember mendatang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini