TRIBUNNEWS.COM - Winger Timnas Brasil, Rodrygo menghadapi kondisi yang aneh di Piala Dunia 2022.
Jika para pemain lainnya mengeluh kepanasan, Rodrygo justru merasa kedinginan saat tampil di Piala Dunia 2022.
Suhu di Qatar memiliki rata-rata 28 hingga 30 derajat selsius pada siang hari, hal itu membuat pihak Piala Dunia 2022 memberi mesin pendingin di seluruh stadion yang dipakai.
Baca juga: Sorotan Piala Dunia 2022: Ruang Ganti Belgia Berantakan, The Red Devils Rawan Jadi Pesakitan
Rodrygo, pria yang sudah mencatatkan satu assist bagi Timnas Brasil di turnamen empat tahunan tersebut menjadi pemain yang pertama kali mengelukan mesin pendingin yang digunakan.
Pemain milik Real Madrid itu mengaku mengalami sakit saat mesin pendingin dinyalakan dalam laga yang sudah jalani bersama Timnas Brasil.
"Mesin pendingin udara di Stadion membuat saya tidak enak badan," katanya dilansir Goal.
"Bukan cuma saya mengeluh, pemain lain juga banyak yang batuk dan mengalami sakit tenggorokan," lanjutnya.
Teknologi mesin pendingin memang menjadi yang pertama kali dipakai di turnamen Piala Dunia.
Hal tersebut bertujuan agar para pemain yang berada di iklim sedang tak merasa kepanasan saat melakukan laga.
Mesin pendingin tersebut menggunakan bantuan tenaga surya, alhasil, mesin itu hanya dinyalakan saar laga siang dan sore hari.
Berbanding terbalik dengan keluhan Rodrygo yang 'masuk angin', banyak pemain Timnas Inggris dan Amerika Serikat yang merasa bahwa suhu di Stadion masih terlalu panas.
Gelandang The Three Lions, Jude Bellingham adalah pemain yang paling merasa kepanasan saat bermain di Qatar.
"Saya dan teman-teman tak terbiasa bermain di suhu tinggi seperti di Qatar ini," kata pemain Borussia Dortmund itu dilansir Talk Sport.
"Saya merasa bahwa mesin yang dipakai kurang dingin, saya masih dibuat kepanasan," lanjutnya.
Meski sama-sama mengeluh, nyatanya entah kedinginan atau kepanasan, Jude Bellingham dan Rodrygo mampu menampilkan performa ciamik di Piala Dunia 2022 ini.
Keduanya mampu mengantar negaranya untuk melaju ke babak 16 besar.
Jude Bellingham sebagai maestro di lini tengah The Three Lions, sedangkan Rodrygo menjadi pembeda saat masuk sebagai supersub.
(Tribunnews.com/Deivor)