TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu dan anak laki-lakinya dari Zibabwe menjadi volunter dari 20.000 orang yang ikut serta dalam Piala Dunia 2022.
Rufaro Makambira, seorang Ibu berkerja sebagai volunter pembantu di bagian Pusat Media Utama.
Sedangkan anaknya Kundai sebagai volunter pembantu layanan penonton atau sebagai petunjuk arah bagi para suporter yang datang di Stadion Khalifa di Piala Dunia 2022.
Rufaro sapaan dari Rufaro Makambira, telah menjadi volunter berpengalaman sejak pindah ke Doha pada 2019 untuk bekerja sebagai guru pendukung bagi anak-anak cacat di Sekolah Internasional Cardiff.
Baca juga: Belanda vs Argentina Piala Dunia 2022 - van Dijk Ingatkan Rekannya untuk Mewaspadai Lionel Messi
Dia sebelumnya menjadi volunter di berbagai turnamen sepak bola di Qatar, termasuk Piala Super CAF, Liga Champions AFC, Piala Amir, dan Piala Arab 2021, dilansir Bulawayo24.
"Menjadi volunter telah meningkatkan kepercayaan diri saya dan membantu saya menjadi nyaman mendekati orang dan memulai percakapan," ujar Rufaro seorang ibu yang menjadi volunter di Piala Dunia 2022.
"Membenamkan diri dalam kerelawanan juga membantu saya untuk memahami dan menghargai budaya lokal di sini di Qatar. Saya terkesan dengan betapa indah dan ramahnya semua orang," kata Rufaro.
Pengalaman Rufaro mendorong Kundai, anaknya yang tinggal di Harare, Zimbabwe, untuk menjadi volunter, dengan tujuan menjadi bagian dari Piala Dunia 2022 Qatar pertama di Timur Tengah.
"Keterampilan, pengalaman, dan interaksi sosial sangat berharga. Saya ingin Kundai memiliki semua pengalaman ini. Saya tahu menjadi volunter akan membantunya tumbuh dan berkembang, dan merasakan kebanggaan dan kepuasan."
Kundai menikmati tugasnya di Stadion Khalifa, yang merupakan Stadion yang memperebutkan tempat ketiga di Piala Dunia 2022 pada 17 Desember.
"Saya suka membantu orang dan peran saya di Khalifa adalah tentang membantu penggemar di stadion. Menjadi volunter telah membantu meningkatkan keterampilan komunikasi dan jaringan saya, dan memberi saya kepercayaan diri yang sangat besar - saya sangat menikmati bertemu orang-orang dari seluruh dunia," kata Kundai.
"Saya ingin para penggemar mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan agar interaksi saya berdampak positif bagi mereka. Saya juga penggemar berat sepak bola jadi menjadi bagian dari turnamen ini adalah pengalaman sekali seumur hidup."
Kundai akan menerapkan pengalamannya sebagai volunter di bidang pendidikan sebagai karir masa depannya di Zimbabwe yang sekarang masih belajar untuk menadapatkan gelar ilmu sosial di Universitas Yehezkiel Guti di Zimbabwe.
"Saya seorang koordinator olahraga di universitas saya di Zimbabwe dan ketika saya kembali saya berniat untuk berbagi pengetahuan yang saya peroleh di Qatar - keterampilan seperti kerja tim, pengorganisasian, dan strategi," kata Kundai