"Kualitas saja tidak cukup, tapi di skuat ini juga ada kekuatan mental, dan sedikit pengalaman."
Kebugaran, teknik, dan taktik, seperti biasa, hanya akan menjadi bagian dari cerita.
Maroko tahu bahwa mereka sudah dijamin akan disambut sebagai pahlawan ketika mereka pulang, terlepas dari apapun hasil di semifinal.
Prancis, sebaliknya, akan menganggapnya sebagai bencana jika mereka gagal menang di laga ini.
Mereka berharap menjadi negara pertama yang berhasil mempertahankan Piala Dunia sejak Brasil pada 60 tahun lalu.
Prancis menghadapi ujian berat menghadapi tim pembunuh raksasa.
Singa Atlas akan kembali didukung ribuan suporter di stadion di pinggiran gurun Doha.
Mereka juga mendapat dukungan dari warga Qatar sesama tim Arab.
"Ini belum berakhir, ambisi kami adalah melaju ke final," kata mantan pemain internasional Maroko Aziz Bouderbala kepada AFP.
"Kami sedang menjalani momen bersejarah. Kami berada di antara empat tim terbaik di dunia tetapi ini luar biasa, ini soal perubahan mental."
Pelatih Maroko Walid Reragui, yang lahir di dekat Paris dan menghabiskan sebagian besar karier bermainnya di liga Prancis, yakin timnya kini telah menjadi favorit buat mereka yang netral.
"Kami telah menjadi tim yang membuat orang merasa positif di Piala Dunia ini," kata Reragui.
Prancis harus mewaspadai serangan balik cepat Maroko, dengan Hakim Ziyech di sayap bersama dengan Youssef En-Nesyri.
Keduanya siap mengeksploitasi kelemahan di lini belakang Deschamps.
Maroko siap untuk berlari dengan bola dan kemudian bergegas merebut bola membuat permainan bakal berenergi tinggi.