TRIBUNNEWS.COM- Salah satu penyebab Lionel Messi gagal membawa Argentina ke puncak tertinggi sejauh ini adalah tak adanya partner yang ideal.
Sekarang, bersama penyerang muda, Julian Alvarez di sisinya, Messi siap mempersembahkan trofi Piala Dunia yang terakhir diraih tim Tango pada 1986 silam.
Kombinasi ciamik Messi (35), dan Alvarez (22) terlihat saat mereka melindas Kroasia 3-0 pada semifinal Piala Dunia 2022 di Stadion Iconic Lusail, Qatar, Rabu (14/12) dini hari.
Messi membuka gol lewat titik putih setelah Alvarez dilanggar kiper Kroasia, Dominik Livakovic yang berusaha menahan pergerakannya di kotak penalti.
Lima menit berselang, Alvarez membobol gawang Kroasia lewat gol hasil aksi individu menggiring bola dari tengah lapangan, sebelum memerdayai kiper Livakovic.
Baca juga: Lionel Messi Samai Rekor Lothar Matthaus Mainkan 25 Pertandingan Piala Dunia, Satu Lagi Pecah Rekor
Dan gol ketiga lahir dari aksi brilian Messi yang meliuk-liuk masuk ke kotak penalti, sebelum melepaskan umpan silang yang disambar Alvarez untuk memastikan kemenangan 3-0.
Argentina tinggal menunggu pemenang laga Prancis kontra Maroko untuk bertemu di babak final akhir pekan ini.
Usai laga, Messi terpilih sebagai man of the match (MOTM).
Ini kali keempat dirinya didapuk Mom di Qatar, yang membuat dirinya jadi kandidat kuat terpilih sebagai pemain terbaik di Piala Dunia 2022.
Messi juga memimpin di daftar topskor dengan lima gol, bareng Kylian Mbappe dari Prancis.
Saat ditanya jika dirinya bisa memberikan trofi MOTM itu kepada pemain lain, kapten Argentina ini menjawab,
"Semua pemain Argentina telah bekerja keras, dan semua layak mendapatkannya. Namun, jika aku harus memilih, saya akan memberikannya untuk Julian. Dia bermain luar biasa malam ini," kata Messi memuji.
Alvarez memang jadi anugerah bagi Messi, dan juga Argentina.
Tadinya dia tak masuk dalam kandidat starter mengingat banyak pemain bertalenta lain seperti Angel Di Maria, Paulo Dybala, Angel Correa, Thiago Almada, dan masih banyak lagi.
Dia masih jadi pemain pengganti di dua laga awal Argentina.
Penyerang Manchester City ini mulai jadi starter di laga kontra Polandia, dan setelah itu terus menyegel posisi utama di lini depan tim Tango bareng Messi.
Kombinasi keduanya telah menghasilkan sembilan gol, dan 13 assists dari 12 total gol Argentina di Qatar.
Rinciannya, Messi mencetak lima gol, dan tiga assists, sedang Alvarez menyumbang empat gol.
Bersama Alvarez, Messi bisa mengemas lima gol yang jadi pencapaian tertingginya di Piala Dunia.
Di Piala Dunia sebelumnya, dia kurang mendapat dukungan berarti dari para tandemnya.
Messi memulai petualangan di Piala Dunia 2006 dengan menjadi pemain cadangan.
Masih kalah bersinar oleh para seniornya, Hernan Crespo, dan Javier Saviola.
Langkah Argentina terhenti di perempatfinal oleh Jerman saat itu.
Piala Dunia berikutnya, 2010, Messi sudah menjadi starter tak tergantikan.
Menjadi second striker di belakang duo, Gonzalo Higuain, dan Carlos Tevez.
Tim Tango saat itu juga kembali kandas di perempatfinal di tangan Jerman.
Piala Dunia 2014, Messi seperti berjuang seorang diri membawa Albiceleste sampai ke babak final.
Namun, di babak penentuan itu, partnernya, Higuaín adalah pemain terburuk tim tango, setelah gagal memotong peluang bagus, dan gagal menghentikan lajunya karena gol offside sehingga akhirnya Albiceleste kalah dari Jerman 1-0.
Sedang pada Piala Dunia 2018, Messi tak jadi bertandem dengan Sergio Aguero.
Pasalnya, Aguero bertengkar dengan manajer Jorge Sampaoli hingga diusir dari tim.
Kini, bersama Alvarez di sisinya, Messi optimistis trofi paling bergengsi yang selama ini luput dari jangkauan, bakal diraihnya.
"Kami sudah memenangi lima laga bak final dan saya harap itu kembali terjadi pada final hari Minggu nanti," kata Messi.
Di sisi lain, Messi menyebut kekalahan mengejutkan dari Arab Saudi 1-2 pada laga pembuka, adalah tamparan yang membangun kesadaran tim.
"Saya akan bilang laga pertama adalah sebuah pukulan keras buat kami, karena kami saat itu tak terkalahkan di enam laga. Memulai dengan cara seperti itu di Piala Dunia, kami tak menyangka akan kalah dari Arab Saudi," ujar Messi dikutip dari BBC.
"Itu adalah ujian penting buat keseluruhan skuat, tapi kami membuktikan seberapa kuatnya kami".
"Setiap pertandingan adalah final dan kami sadar kalau kami tak menang, situasinya akan rumit buat kami".
"Kami kalah di laga pertama karena detail-detail kecil, tapi itu membantu kami menjadi lebih kuat," ujar Messi.
Kini Lionel Messi dengan tandem barunya itu siap menghadapi timnas Prancis di babak final. (Tribunnews/den)