TRIBUNNEWS.COM- Peluang meraih trofi Piala Dunia memang sudah tertutup bagi Kroasia, dan Maroko.
Namun, peluang untuk menggapai "keabadian" dipertaruhkan Kroasia dan Maroko ketika kedua tim bertemu dalam perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2022 di Stadion Khalifa, Ar-Rayyan, Qatar, Sabtu (17/12) malam.
Kroasia telah lebih dulu membuat gebrakan sejarah, sebelum Maroko muncul menjadi tim mengejutkan di Piala Dunia sekarang.
Kroasia mencapai final pada Piala Dunia 2018 lalu di Rusia.
Namun, Vatreni gagal mengulangi langkah tersebut setelah ditekuk Argentina 3-0 pada semifinal (14/12) lalu.
Sementara Maroko dengan gagah menjadi tim pertama dari Afrika yang menjejakkan kakinya di babak semifinal.
Baca juga: Kebanggaan Walid Regragui soal Kisah Maroko, Singa Atlas Bak Tanding di 2 Piala Dunia
Sayang, perjalanan tim berjuluk "Singa Atlas" terhenti di tangan juara bertahan, Prancis 2-0 (15/12).
Ada anggapan, perebutan tempat ketiga Piala Dunia hanyalah seremonial yang tak punya prestise sama sekali.
Faktanya, uang yang diperebutkan dalam perebutan tempat ketiga ini terbilang menggiurkan.
Juara ketiga akan membawa pulang medali perunggu, dan hadiah uang 27 juta dolar AS (Rp 422 M).
Sedang yang kalah mendapatkan 2 juta dolar AS (Rp31 M), tanpa mendapatkan medali.
Jadi, memang tetap ada pertempuran yang harus dimenangkan di Stadion Khalifa malam ini.
Striker Kroasia, Andrej Kramarić menguatkan masih tingginya marwah perebutan tempat ketiga ini.
Dia dengan tegas menepis anggapan bahwa ini akan menjadi kontes yang tidak berarti.
“Saya pikir jika Anda mengajukan pertanyaan ini kepada pemain Maroko, saya tidak berpikir mereka akan terlihat seperti itu,” katanya pada konferensi pers.
“Mereka berjuang untuk hidup mereka karena jika Anda memenangkan medali di Piala Dunia, Anda menjadi pahlawan abadi di negara Anda. Itu hal yang sama yang akan kita lakukan,” ujar sang striker.
“Delapan pemain dari kami pernah mengalami bagaimana bangganya mendapatkan medali (perak) dari Piala Dunia 2018 lalu di Rusia".
"Dan kami memiliki banyak pemain yang belum mengalaminya dan akan senang melakukannya karena itu adalah sesuatu yang akan tetap bersama Anda selamanya. selama sisa hidup mereka,” kata Kramaric.
Ini akan menjadi duel kedua Kroasia, dan Maroko setelah mereka bermain imbang tanpa gol di penyisihan grup F dua pekan lalu.
Ketika itu, The Checkered Ones dibikin frustrasi dengan ketatnya lini pertahanan Maroko sehingga mereka hanya bisa melepaskan lima tendangan ke gawang.
Maroko memang tak pernah kebobolan (kecuali gol bunuh diri) dalam seribu menit terakhir, sampai kemudian gawang mereka dijebol Theo Hernandez dalam kekalahan 2-0 dari Argentina di semifinal.
Toh, jika gawang tim Singa Atlas tak kebobolan malam ini, mereka akan menjadi negara pertama sejak Spanyol saat juara 2010 lalu yang menjaga lima kali clean sheet di satu ajang turnamen Piala Dunia.
Pelatih kedua tim diperkirakan tak akan memaksakan pemain yang kondisinya menurun untuk laga ini.
Di kubu Kroasia, pelatih Zlatko Dalic kehilangan tumpuan lini tengah, Marcelo Brozovic yang ditarik menit ke-50 saat melawan Argentina.
Bek tengah berusia dua puluh tahun, Josko Gvardiol membutuhkan suntikan untuk bermain karena rasa sakit di kaki tengah pekan lalu.
Dalic bersikeras tidak akan menurunkan mereka yang tak 100 persen fit.
Dengan demikian, Lovro Majer, dan Kristijan Jakic bakal masuk sebagai pengganti.
Di kubu Maroko, Pelatih Walid Regragui secara mengejutkan menurunkan tiga pilarnya, Noussair Mazraoui, Romain Saiss, dan Nayef Aguerd untuk laga semifinal.
Namun, tiga serangkai yang kondisinya cedera ini rontok satu-persatu. Aguerd bahkan sudah menyerah sebelum peluit pertandingan dibunyikan.
Saiss juga ditarik keluar menit ke-20 setelah adu sprint dengan Olivier Giroud.
Sedang Mazraoui ditarik keluar saat turun minum.
Sulit membayangkan Reragui kembali mempertaruhkan salah satu dari trio pilarnya untuk laga ini.
Jadi, dia kemungkinan kembali ke formasi 4-3-3 mungkin dilakukan karena Yahia Attiyat Allah dan Selim Amallah bertujuan untuk memaksa kembali ke lineup awal. (Tribunnews/den)
Direct Points
- Kroasia, dan Maroko berebut hadiah Rp 422 M
- Medali perunggu diklaim akan jadi kenangan abadi
- Maroko kejar rekor 5 clean sheet samai Spanyol pada 2010
Kata Pelatih
Walid Regragui, Pelatih Maroko
Ingin Terus Menang
INI akan sulit secara mental karena para pemain masih terpukul. Tapi, saya tekankan, kami ingin terus menang. Saya mungkin akan memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak bermain, dan kami akan berusaha merebut tempat ketiga. Kami ingin sepak bola Maroko tetap berada di level teratas.
Zlatko Dalic, Pelatih Kroasia
Harus Bangkit
SAYA mengatakan kepada para pemain bahwa mereka harus tetap menegakkan kepala, bangga memberikan yang terbaik. Kami harus siap bertarung memperebutkan tempat ketiga. Saya ucapkan selamat atas semua yang telah mereka lakukan di Piala Dunia ini. Sekarang kami harus bangkit, membersihkan diri dan mencoba memenangkan medali perunggu.
Kroasia vs Maroko
Pahlawan Abadi
Hadiah untuk Pemenang
- Juara Ke-3
Mendapatkan hadiah uang Rp 422 M serta medali perunggu
- Tim yang kalah mendapatkan Rp 31 M tanpa medali
Piala Dunia 2022
Perebutan Tempat Ke-3
Stadion Khalifa, Ar-Rayyan, Qatar
Sabtu (17/12) malam
K-M-M-S-M
Kroasia 4-3-3
Livakovic; Juranovic, Lovren, Sutalo, Sosa; Modric, Jakic, Kovacic; Vlasic, Kramaric, Perisic
K-M-M-M-M
Maroko 4-3-3
Bono; Hakimi, El-Yamiq, Dari, Attiyat-Allah; Ounahi, Amrabat, Amallah; Ziyech, En-Nesyri, Boufal
Top Players
Kroasia
Top Ratings
Dominik Livakovic 7.09
Top Goals
Andrej Kramaric 2
Top Assists
Ivan Perisic 2
Maroko
Top Ratings
Achraf Hakimi 7.11
Top Goals
Yousef En-Nesryi 2
Top Assists
Hakim Ziyech 1
Stats di Piala Dunia 2022
Kroasia
6 main
3 menang
2 seri
1 kalah
6 gol
6 kegolan
2 clean sheets
11 poin
---- Mayoritas gol 33,3 persen terjadi menit 75-90
Maroko
6 main
4 menang
1 seri
1 kalah
5 gol
3 kegolan
4 clean sheets
13 poin
----- Gol merata, terkecuali menit 45-60 belum pernah cetak gol
3- Kroasia kejar medali ke-3, setelah meraih medali perak di Piala Dunia 2018, dan perunggu di 1998
5- Maroko kejar rekor Spanyol 5 kali clean sheet saat juara di Piala Dunia 2010 lalu