TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA: Sepak bola menjadi kegemaran hampir seluruh lapisan masyarakat baik tua muda, laki perempuan, yang di desa maupun di perkotaan. Piala Dunia 2022 di Qatar yang berlangsung hampir sebulan lamanya mulai dari babak penyisihan hingga final pada hari Minggu (18/12).
Kejutan-kejutan di babak penyisihan dimana Arab Saudi mengalahkan Argentina, Jepang menumbangkan Jerman membuat jagat raya tercengang karena semua itu diluar prediksi dan analisa baik penonton maupun pengamat.
"Saya yang sejak awal menjagokan Brasil ternyata harus angkat koper untuk pulang kampung duluan. Nah karena memang saya adalah penggemar sepak bola jadi tetap mengikuti dan menyaksikan pertandingan demi pertandingan, baik melalui nonton bareng atau nonton di rumah," ujar mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
"Memasuki babak final agar nontonnya makin seru dan adrenalinnya naik, ya saya menjagokan Argentina karena ada Messi yang mantan pemain Barcelona, tentu setelah mengamati Messi yang trendnya lagi meningkat. Untuk itu saya ajak temen-temen lebih dari dua puluan orang antara lain Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Edhie Purnawan dan istri , Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Nia Isminiati dan suami Cyril Noerhadi, pengusaha Kadin Yugi Prayanto dan istri, direktur Cargil Arief Susanto, mantan anggota DPR Andi Anzar dan kawan-kawan dari Kadin dan HIPMI guna ramai-ramai nonton bareng (nobar) di Kemang Village Jakarta Selatan, tentu datang sesuai dengan tim yang dijagokannya biar makin seru. Kenapa nobar di sini karena penontonnya ramai, bisa teriak-teriak dan suasananya serasa di stadion," ujar Managing Director Sinarmas Saleh Husin.
Semalam merupakan final Piala Dunia terbaik sepanjang yang Saleh Husin saksikan dari waktu ke waktu. Permainan kelas dunia betul-betul diperagakan oleh kedua tim terutama bintang utama mereka yaitu Messi dan Mbappe.
"Berbalas serangan dengan teknik yang luar biasa dengan kecepatan tinggi membuat kami para penonton dibuat histeris , berdebar apalagi dari yang ketinggalan disamakan, ketinggalan disamakan lagi, hingga terpaksa harus adu pinalti. Nah ketika adu pinalti saya katakan ke teman yang ikut nobar bahwa Perancis akan kalah karena mereka tim yang lagi bermain tinggal yang muda-muda tentu secara mental tidak akan kuat. Beda dengan Argentina yang lagi bermain justru ada beberapa seniornya apalagi mereka memasukan Dybala di menit ahir yang memang disiapkan untuk pinalti dan akhirnya Argentina memenangkan piala dunia untuk ketiga kalinya dan Messi menutup karirnya dengan ciamik. Selamat buat Messi dan Argentina serta selamat juga buat Mbappe," ujar Ketua Majelis Wali Amanat Saleh Husin. *