Dan pada 2016, melalui Rapimnas, Golkar memutuskan untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Kini terdapat sejumlah kader Golkar menduduki jabatan sentral di pemerintahan Jokowi-JK, diantaranya Airlangga menjadi Menteri Perindustrian, Idrus Marham menjadi Menteri Sosial, dan Tantowi Yahya dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar RI untuk Selandia Baru.
3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi memutuskan arah koalisinya ke Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014 lalu.
Saat itu Ketua Umum PPP adalah Suryadharma Ali.
Ketika itu terdapat sejumlah kader PPP menjadi timses Prabowo di Pilpres 2014, diantaranya Lukman Hakim Saifuddin, Dimyati Natakusuma, Romahurmuziy dan Emron Pangkapi.
Namun, kini dalam pilpres 2019, di bawah ketua umum Romahurmuziy memutuskan koalisi dengan pasangan petahan Jokowi-Mar'ruf Amin.
4. Hary Tanoesoedibyo
Sosok berikutnya yang beralih dukungan dalam pilpres 2019 adalah Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibyo.
Saat pilpres 2014 lalu, Bos MNC Grup itu berada pada pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Nama Hary Tanoesoedibyo pun masuk dalam susunan timses Prabowo-Hatta saat itu. tepatnya menjadi salah satu Dewan Pakar prabowo-Hatta.
5. Muhammad Zainul Majdi atau lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB)
Nama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dua periode itu menjadi santer dibicarakan di tanah air setelah sikapnya berbalik dukungan kepada Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Menurut TGB, Jokowi merupakan tipikal pemimpin pekerja keras. Karena itu Jokowi layak kembali diberikan kesempatan maju di periode berikutnya.
Namun sebelumnya, di Pilpres 2014 lalu, TGB tercatat sebagai Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Saat itu TGB berhasil membawa Prabowo-Hatta jauh mengungguli Jokowi-JK di Nusa Tenggara Barat (NTB). Total sebanyak 72 persen suara yang diraih Prabowo di NTB.
Angka tersebut merupakan kemenangan terbesar Prabowo selain di wilayah Jawa Barat dan Sumatera Barat di Pilpres 2014 lalu.