Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menirukan gaya bangau saat ditanya mengenai partai Demokrat yang diduga bermain dua kaki dalam Pilpres 2019.
Sandiaga langsung mengecek kaki Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Pandjaitan yang berada disampingnya ketika ditanya awak media soal tersebut.
Baca: Helm Proyek Milik Sandiaga Laku Terjual Rp 15 Juta
Menurut Sandiaga setelah dicek, Hinca memang memilki dua kaki.
"Katanya bang Hinca dua kaki, saya cek bang Hinca memang kakinya dua," ujar Sandiaga usai rapat tim koalisi di Jalan Daksa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2018).
Sandiaga mengaku seharian ini selalu ditanya mengenai keputusan Partai Demokrat yang memberikan dispensasi kepada kadernya di Papua mendukung Jokowi-Maruf. .
Namun Sandi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi partai Demokrat tersebut.
Ia malah memeragakan gaya bangau terbang, menggambarkan bila Hinca hanya memiliki satu kaki.
Baca: Kubu Jokowi Waspadai Bergabungnya Buni Yani dalam Tim Sukses Prabowo-Sandiaga
"Karena kalau kakinya satu ya begini (menirukan gaya bangau berdiri satu kaki)," katanya.
Sementara itu Hinca yang melihat aksi Sandiaga Uno tersebut hanya tersenyum.
Ia tidak mau berkomentar mengenai masalah tersebut.
Usai rapat Hinca langsung masuk ke mobil SUV hitamya dan tidak menanggapi pertanyaan wartawan.
Baca: Yenny Wahid Mangaku Diajak Masuk dalam Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandiaga
Sebelumnya DPP Partai Demokrat memberikan dispensasi khusus kepada pengurus partainya di Papua termasuk Lukas Enembe yang memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Alasannya dukungan tersebut diberikan karena kader Demokrat di Papua menginginkan partai mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Salah satunya Papua, kami sedang pikirkan memang karea di sana karena kader-kader kami mayoritas waktu melakukan Rakorda (rapat kordinasi daerah). memang menginginkan berkoalisi dengan pak Jokowi," kata Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Demokrat, di Jalan Kuningan Timur VII, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu, (9/9//2018).
Menurut Ferdinand kader Demokrat di Papua mayoritas menginginkan partainya mendukung Jokowi. Dari 100 persen, sekitar 92 persennya menginginkan bergabung dengan koalisi pemerintah.
"Jadi kami memaklumi apa yang disampaikan pak Lukas Enembe. tetapi memang penyampaiannya yang mungkin terlalu bersemangat, itu pun kami sudah koordinasi supaya memilih kalimat-kalimat yang tidak seolah bertentangan dengan DPP," katanya.
Karena itu, Demokrat menurut Ferdinand tidak akan memberikan sanksi kepada Lukas Enembe yang menjabat Gubernur Papua dan Ketua Demokrat Papua, karena bertentangan dengan keputusan partai, memberikan dukungan kepada Jokowi.
Partainya menurut Ferdinand tidak mau mengorbankan para calegnya di Papua tidak dipiliha masyarakat karena berbeda dukungan pada Pilpres.
"Tidak ada sanksi, tidak ada sanksi, kan saya sudah jelakan barusan, barusan saya jelaskan bahwa memang ada daerah yang akan kami berikan dispensasi khusus," katanya.