TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merespon usulan Tim Kampanye Prabowo-Sandi untuk mengadakan debat capres dalam bahasa Inggris.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menerangkan, seluruh tim kampanye seharusnya menempatkan rasa cinta tanah air, kebanggaan terhadap jati diri dan kebudayaan bangsa, serta sejarah kemerdekaan bangsa sebagai hal prinsip yang tidak boleh dikalahkan hanya oleh ambisi kekuasaaan.
Menurut Hasto, sejarah mengajarkan bahwa bangsa Indonesia bersatu karena semangat kebangkitan nasional dan sumpah pemuda. Ia pun mempertanyakan, sikap Tim Prabowo-Sandi yang mengusulkan debat dengan Bahasa Inggris.
"Lalu bagaimana mungkin semangat menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia, kini direduksi sebagai sekedar ketrampilan berbahasa asing?" ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Jumat (14/9/2018).
Baca: Kubu Prabowo Tantang Debat Bahasa Inggris, Tim Jokowi Usul Debat Bahasa Arab dan Baca Alquran
Hasto mengatakan, PDIP berpendapat bahwa usuan tim kampanye Prabowo-Sandi tersebut kontrapoduktif dengan semangat Sumpah Pemuda.
"Apakah ini karena issue yang beredar bahwa Tim Kampanye Prabowo-Sandi di back-up oleh konsultan asing?” kata Hasto.
Hasto berujar, yang digelar Komisi Pemilihan Umum adalah bagian kegiatan kenegaraan. Dan kegiatan kenegaraan diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia.
"Jadi usulan ini jelas melanggar Undang-undang No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Jadi kita mempertanyakan usul yang jelas jauh dari memperkuat semangat kebangsaan di tengah era globalisasi saat ini" tutur Hasto.
Hasto menerangkan, apa yang digelorakan Presiden Joko Widodo yang menampilkan warna kebudayaan Indonesia pada pembukaan Asian Games adalah watak yang seharusnya dimiliki pemimpin bangsa.
“Apa yang dilakukan Pak Jokowi dengan membangun dari pinggiran dan menjadikan kawasan perbatasan sebagai halaman depan NKRI adalah cermin rasa cinta pada tanah air. Sikap lebih memilih rupiah daripada menimbun mata uang asing juga contoh watak terpuji bagi pemimpin," tutur Hasto.
Setiap pemimpin negeri terlebih capres dan cawapres, ucap Hasto, seharusnya kokoh dan bangga dengan identitas nasionalnya, bukannya menampilkan hal-hal yang justru menggerus nasionalisme.
“Tim Kampanye Prabowo-Sandi belajarlah dengan Nadiem Makarim, Iman Usman, Belva Devara, Wishnutama, Erick Tohir dan tokoh-tokoh muda lainnya yang dengan caranya menunjukkan semangat bangga dengan Indonesia," imbuh Hasto.