TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno melihat ada faktor kepanikan dari pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla ketika mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke-16 pada pekan lalu.
Oleh karena itu Sandiaga menawarkan paket kebijakan yang lebih ideal dalam menghadapi masalah ekonomi di Indonesia saat ini.
“Yang pertama adalah tingkatkan ekspor, padat karya, kurangi impor dengan segala subsidinya, pastikan sumber produksi nasional ditingkatkan, buka lapangan pekerjaan terutama melalui UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) dan wirausaha, pembatasan impor serta berhemat karena kita saat ini terlalu jor-joran,” jelas Sandiaga panjang lebar.
Hal itu disampaikannya saat ditemui di posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2018).
Baca: Kubu Jokowi Pastikan Paket Kebijakan Ekonomi XVI Tak Akan Sengsarakan Pengusaha Lokal
Sandiaga pun menjelaskan bahwa pemerintah perlu melakukan penghematan untuk melakukan berbagai macam seremonial.
“Menurut saya sektor yang perlu dihemat dan memberi pesan yang mengena kepada masyarakat adalah memotong pengeluaran untuk melakukan berbagai macam seremonial, hal itu memberi pesan bahwa pemerintah serius melakukan penghematan,” tegasnya.
Sandiaga menegaskan bahwa paket kebijakan ekonomi ke-16 itu memberikan ketidakpastian kepada iklim bekonomi di Indonesia terutama bagi wirausahawan dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
“Kami mempertanyakan apa yang melandasi keluarnya paket kebijakan itu, paket itu nyatanya memberi kesimpangsiuran karena berubah-ubah, kami perlu mempelajari lebih jauh,” tukas Sandiaga.