TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Hasanah Subang, Jawa Barat, mengkritik pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang dinilai berlebihan lantaran terus mempolitisasi doa Kiai Maimun Zubair alias Mbah Moen.
Upaya Fadli Zon yang terus mempolitisasi doa Mbah Moen ia anggap sebagai bentuk kurang hormat terhadap ulama sepuh sarat keilmuan dan kealiman tersebut.
"Rasulullah memerintahkan agar kita menghormati ulama, takdim kepada ulama, karena ulama adalah yang mengurus umat dan yang memerdekakan republik ini,” katanya, Senin (4/2/2019) kemarin.
Baca: Live Streaming Liga Champions Asia Home United Vs Persija Jakarta, Macan Kemayoran Unggul Sementara
Lebih lanjut Abdul Mu'min meminta para politikus lainnya tidak melakukan hal-hal yang merendahkan ulama dan pesantren.
Baca: Andi Widjajanto Beberkan Soal Propaganda ala Rusia Seperti yang Diungkapkan Jokowi
“Saya sudah baca puisi Fadli itu, dan isinya merendahkan ulama dengan mengatakan doanya ditukar. Para politisi jangan seperti itu. Pesantren itu sudah berumur ratusan tahun, sementara politisi baru lahir kemarin,” ujarnya.
Baca: Bukan Jokowi atau Romahurmuziy, Putri Gus Dur Tanya Fadli Zon Soal Puisi Doa karena Sosok Ini
Menurutnya, bila para politikus sudah tidak punya adab kepada ulama, maka yang terjadi ialah timbul kekhawatiran bagaimana menjaga negeri ini ke depan. Sebab, kaum alim ulama punya tugas penting dalam menjaga keutuhannya selama ini.
“Setiap sesuatu jika dipandang dengan hati benci, jangankan yang salah, yang benar pun disalahkan,” cetus pengurus NU Subang itu.