TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada-ada saja ulah para pemilih ketika berada di bilik suara untuk menyalurkan hak pilihnya.
Tak hanya di Indonesia, pemilih di luar negeri juga kerap berulah saat mencoblos.
Contohnya dari pengaduan warga negara Indonesia (WNI) yang diterima Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf di Jakarta.
Salah satunya ulah pemilih di negara Bangladesh.
Ada laporan jika gambar foto pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin diubah.
Jika di surat suara mengenakan pakaian serba putih lalu diubah berpakai jas.
“Bangladesh ini agak unik, ada satu kami dapatkan informasi keterangan, spesimen gambar surat suara itu dirubah fotonya, yang tadinya Pak Jokowi memakai baju putih itu diubah menjadi pakai jas,” ujar Direktur Advokasi dan Hukum TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Ade Irfan Pulungan di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Baca: Usai Pilpres, Said Iqbal Temui Jokowi di Istana Bogor
Selain di Bangladesh, hal yang menyita publik juga soal pencoblosan di Australia.
TKN mendapat pengaduan bahwa WNI tidak bisa menggunakan hak suaranya lantaran dari pihak PPLN Sydney menutup waktu pencoblosan.
“Di Australia paling banyak Sydney. Jenis pengaduan yang terbanyak yang kami dapatkan dari pengaduan adanya dugaan oknum PPLN dan saksi 02 yang membuat warga negara yang tidak dapat yang tidak mendapatkan haknya,” kata dia.
Kejadian serupa juga terjadi di Hongkong dan Korea Selatan.
WNI tak bisa menggunakan suaranya hingga berujung kericuhan.
Kumpulkan bukti
Dikutip dari Kompas.com, Ade Irfan Pulungan mengatakan bukti kecurangan yang mereka kumpulkan akan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu).
Dengan demikian, dugaan kecurangan tersebut bisa ditindaklanjuti. "Kami nanti akan rilis ke publik dan akan kami sampaikan ke Bawaslu untuk ditindaklanjuti disertai bukti-bukti itu," ujar Irfan ketika dihubungi, Kamis (25/4/2019).
TKN Jokowi-Ma'ruf mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai dugaan kecurangan yang terjadi dalam proses pemilu.
Dugaan kecurangan itu disertai bukti berupa foto dan video.
Irfan mengatakan, laporan tersebut akan menunjukkan bahwa kecurangan justru banyak dilakukan kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden 02 Prabowo-Sandiaga.
"Misalnya ada juga surat suara yang dicoblos untuk 02, tidak hanya satu lembar. Ada juga yang kami temukan itu. Kami lagi meneliti satu per satu," kata Irfan.
Namun, TKN tidak ingin gegabah memublikasikan laporan dugaan kecurangan ini. Irfan menyampaikan pihaknya harus memastikan bahwa laporan ini disertai bukti-bukti.
"Kami kan enggak mau juga ada laporan pengaduan tetapi enggak sesuai faktanya," ujar dia.