Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono mengritik hasil Ijtima Ulama III yang mendesak agar pasangan calon presiden nomor urut 01, Jokowi-Maruf Amin didiskualifikasi dari Pilpres 2019.
Hendro pun menyebut, hasil keputusan Ijtima Ulama tersebut sarat dengan kepentingan politik.
"Sepengatahuan saya, karena saya juga dilahirkan dari golongan muslim, ijtima itu berkaitan dengan syariat dan saya lihatnya ke hukum, fikih, tidak politik," kata Hendropriyono di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Baca: Sempat Turunkan Tarif Ojol, Gojek Didatangi Kemenhub agar Ikuti Aturan
Mantan Ketua Umum PKPI ini menilai tidak tepat kalau Ijtima Ulama III melahirkan keputusan politik.
Untuk itu, ia menganggap aneh jika hasilnya mendesak Bawaslu agar mendiskualifikasi pasangan calon presiden nomor urut 01.
Baca: Ramalan Zodiak Besok Selasa 7 Mei 2019, Taurus Jadi Posesif, Libra dapat Sorotan Publik
"Tidak tepat, menurut saya tidak ada ijtima lahirkan keputusan politik. Misalnya ada, ini pelajaran baru yang aneh," jelas Hendropriyono.
Baca: Jadwal Buka Puasa dan Salat Hari ke-1 Ramadhan 1440 H untuk Wilayah Kota Balikpapan dan Samarinda
Acara Ijtima ulama 3
Ijtima ulama III diketahui berlangsung di Bogor, Rabu (1/5/2019).
Ijtimak Ulama III telah mengeluarkan 5 rekomendasi untuk menghadapi isu kecurangan Pilpres 2019.
Satu di antara rekomendasi yang paling "keras" adalah usulan agar Jokowi-Maruf Amin didiskualifikasi.
Para ulama pendukung pasangan Capres dan Cawapres RI nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meminta Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membatalkan atau mendiskualifikasi calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Maruf Amin.
Dalam acara Ijtima Ulama III yang berlangsung di Bogor, Rabu (1/5/2019) kemarin, Panitia mengatakan menyebar 1.000 undangan.
Namun, berdasarkan pantauan wartawan BBC News Indonesia yang meliput acara itu, Rivan Dwiastono, sekitar 500 orang yang hadir.