TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Masih adanya pembangunan arena atau venue untuk pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau yang belum rampung tidak bisa dimaklumi. Pasalnya, PON harus menjadi ajang untuk berbicara di tingkat internasional."Tidak boleh kita memaklumi. Ini sangat buruk manajemennya sehingga harus jadi evaluasi kita bersama," kata anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Dedi Gumilar, saat rapat kerja dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Gubernur Riau Rusli Zainal, dan pihak terkait lain di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2012) malam.
Hal itu dikatakan Dedi menyikapi sikap Andi dan Rusli yang tak mempermasalahkan venue dengan fasilitas minim, yakni venue menembak dan futsal, lantaran pembangunannya belum rampung. Menurut keduanya, yang terpenting kedua venue itu secara fungsional sudah bisa dipakai dan tidak akan mengganggu pertandingan.
Dedi menyoroti persiapan PON XVIII di Riau yang hampir sama dengan persiapan SEA Games di Palembang tahun 2011. Masih ada venue yang belum siap mendekati pembukaan. Melihat kondisi itu, Dedi menilai olahraga belum menjadi gerakan nasional, tetapi hanya sekadar kegiatan.
"Kalau jadi gerakan tidak demikian. Spirit olahraga itu jujur. Kalau jujur dari awal enggak akan ada peristiwa kayak gini. Olahraga bukan hanya sekadar mencari keringat, tapi juga proses pembentukan karakter bangsa, jadi public relation bangsa," kata Dedi.
Anggota lain dari Komisi X, Itet Trijayati, mengingatkan akan adanya tamu dari negara sahabat maupun turis yang hadir dalam pertandingan PON. Mereka, kata dia, cenderung kritis dengan hal-hal kecil seperti fasilitas. "Kita harapkan mereka datang akan berdampak pada pariwisata. Mereka akan bicara dari mulut ke mulut," kata dia.
Seperti diberitakan, pembangunan venue sempat terhenti setelah dugaan suap Revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rencananya, PON XVIII akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Utama Pekanbaru pada 11 September dan ditutup oleh Wakil Presiden Boediono pada 20 September. Api PON akan mulai diarak hari ini.