Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Darwin Sepriansyah
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Ketua Harian Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Sumsel, Wasista Bambang Utoyo, menilai kegagalan tim menembak Sumsel meraih emas dari dua nomor yang telah diikuti pada PON 2012 ini, disebabkan oleh minimnya waktu adaptasi para atlet dengan peralatan dan venue menembak Rumbai, Pekanbaru, Riau.
"Seperti halnya pada saat nomor 50 m rifle prone putra beregu, atlet kita tidak sengaja melakukan pelanggaran sehingga point yang diperoleh harus dikurangi. Hal ini disebabkan oleh karena tidak terbiasa bertanding dengan sistem seperti ini yang semuanya masih manual," katanya kepada Sripoku.com usai menyaksikan pertandingan tim Sumsel, Jumat (14/9/2012).
Dikatakannya, dengan kondisi ini malah justru Tim Sumsel yang sudah terbiasa menggunakan alat pengukuran otomatois harus terikat kembali dengan peraturan-peraturan yang menggunakan sistem lama.
Akibatnya pada pertandingan pertama itu, Rachmad Wisnu Aji dan Ahmad Sudarmawan harus kehilangan 16 point (Ahmad kehilangan 14 point dan Wisnu kehilangan 2 point) akibat ketidaktahuan dari aturan yang diterapkan.
"Wisnu memang sempat bertanya usai melakukan kesalahan menembak, sehingga pointnya tidak berkurang terlalu banyak, sedangkan Wawan (Sudarmawan) tidak bertanya. Jadi oleh karena ini nomor beregu jadi perolehan pointnya harus ditotal bersama," jelasnya.
Meski begitu, Wasista berujar tetap optimis Tim Menembak Sumsel ini masih mampu mengejar emas pada nomor-nomor berikutnya, dengan berharap pada petembak pada Maharani Ardi dan Rachma Saraswati.
Target Sumsel tetap berharap bisa merebut empat medali emas dari semua nomor yang diikuti, meski kondisi di lapangan tidak sepenuhnya baik.
"Meski peralatannya yang digunakan dalam menembak ini masih manual, namun tetap kita harus berjuang," ujarnya seraya membandingkan fasilitas venue menembak Rumbai Riau malah justru lebih baik venue menembak di Kampus Palembang.