News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Semester II 2022 Minat Beli Properti Naik 18 Persen

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pameran perumahan di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung. Data terbaru Lamudi menyebutkan, minat pembelian properti di semester II-2022 meningkat sebesar 18 persen dibanding semester I-2022.  TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2022 menjadiera baru bagi industri properti setelah tahun-tahun sebelumnya industri perlahan bangkit dari berbagai ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

Meski demikian, tahun ini kendala kepemilikan properti juga masih beragam dan salah satunya dipengaruhi oleh adanya inflasi yang berpengaruh pada penjualan properti.

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga hingga 50 bps (basis points) menjadi 5,25 persen di akhir tahun ini yang berdampak makin tingginya bunga KPR dan semakin besarnya persyaratan pembayaran dimuka (DP) dalam pengajuan KPR.

"Kenaikan ini akan berpengaruh pada konsumen yang menurut catatan kami, 70 persen konsumen Indonesia masih memilih menggunakan kredit dalam proses pembelian properti," kata Yoga Priyautama, Commercial Director Lamudi di peluncuran program Property Awards (LPA) di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Yoga juga melihat adanya peningkatan minat pembelian properti dan berdasarkan data yang dimilikinya minat pembelian properti di semester II-2022 meningkat sebesar 18 persen dibanding semester I-2022. 

"Sektor properti akan tangguh melewati berbagai rintangan dan terus bergeliat dan bertumbuh karena didorong oleh permintaan dari end-user atau pembeli properti, mengingat bahwa properti adalah kebutuhan primer masyarakat Indonesia,' kata Yoga.

Masih berdasarkan data, rumah tapak tetap menjadi opsi terpopuler bagi masyarakat Indonesia dengan pencarian yang meliputi 70 persen dari tipe properti.

Baca juga: Riset: Investasi Properti di IKN Nomor Dua Terseksi Setelah Jabodetabek

"Pengembang masih memfokuskan investasi mereka ke pengembangan rumah tapak mengingat permintaan yang konsisten tinggi dari masyarakat Indonesia," katanya.

Namun di sisi lain, Yoga menyampaikan bahwa apartemen cocok untuk kaum muda kelas pekerja yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas saat bepergian sekitar kota-kota besar.

“Untuk menargetkan demografis ini, beberapa pengembang perlu menggunakan strategi pengurangan harga dan ketentuan pembayaran yang fleksibel untuk membuat proyek mereka terjangkau dan diinginkan, ” kata Yoga.

Baca juga: REI: Bisnis Properti Siap Hadapi Ancaman Badai Ekonomi 2023

Direktur Rumah Umum dan Komersial Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Fitra Nur mengatakan, perlu upaya menumbuhkan semangat pengembang untuk membangun rumah di tengah kondisi ekonomi yang saat ini masih menantang.

“Saat ini, pertumbuhan properti ini baru menyumbang 3 persen untuk PDB dan melalui LPA,  kita harapkan pengembang lebih semangat lagi membangun rumah sehingga bisa menambah sumbangan bagi PDB sampai 2 persen,” kata Fitrah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini