News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2012

Anggota DPR: Harga Sembako Naik Saat Puasa Ulah Spekulan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pedagang sembako di Pasar Klandasan menyiapkan emping belinjo yang mulai dicari warga untuk kebutuhan lebaran, Sabtu (20/8/2011). Harga emping belinjo di H 9 lebaran menjadi salah satu komoditi yang mengalami kenaikan dari Rp 5000 hingga Rp 7000 per kilo.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengatakan kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri adalah hal yang biasa, dan bisa jadi kenaikan tersebut bukan karena prinsip ekonomi supply demand, tetapi mungkin terjadi juga dikarenakan permainan para spekulan.

Indikasinya kata Herman mudah saja, silakan tanya pedagang eceran di pasar-pasar. Kalau mereka mengeluh dengan kenaikan harga-harga, berarti spekulan bermain, tetapi kalau kenaikan tersebut hanya membuat konsumen yang merasakannya, berarti yang terjadi adalah pesta tahunan para pedagang eceran.

"Fenomena kenaikan harga-harga selalu terjadi pada setiap menjelang hari-hari besar keagamaan dan atau pada hari biasa jika supply lebih rendah daripada demand. Ini adalah lampu kuning bahwa pemerintah harus turun tangan menangani stabilisasi harga-harga, karena Indonesia bukan negara liberalis kapitalis, tetapi ekonomi indonesia didasarkan pada ekonomi pancasila, dimana negara memiliki kewajiban untuk menjamin stabilisasi harga-harga, utamanya harga sembako," kata Herman dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Senin(23/7/2012).

Karena itu kata Herman kini sudah saatnya ada keputusan politik antara pemerintah dan DPR untuk mengembalikan fungsi Bulog sebagai institusi negara yang ditugasi penuh dalam upaya penanganan ketahanan pangan, khususnya stok sembako berikut stabilisasi harganya.

"Kita ketahui bersama bahwa pascaIndonesia dibelenggu IMF, fungsi Bulog hanya ditugasi sebatas mengamankan stok beras, namun setelah kita lepas dari IMF, demi kemaslahatan dan kepentingan rakyat, tentunya fungsi Bulog harus dikembalikan pada tujuan awal Bulog didirikan. Stok pangan yang cukup dan dikuasai oleh negara sudah pasti akan mengerem permainan para spekulan, dan harapan rakyat akan ketersediaan pangan dengan harga yang stabil bisa diwujudkan. Semua ini sangat terkait dengan isi RUU Pangan yang dalam waktu dekat akan diselesaikan DPR dan Pemerintah,"pungkasnya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini