TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap tahun polisi mempunyai tugas rutin pengamanan arus mudik lebaran. Tentunya setiap tahunnya pun selalu akan ada evaluasi untuk memperbaiki segala kekurangan dalam pengamanan hari sebelum, saat, dan setelah hari raya idul fitri.
Menghadapi pelaksanaan pengamanan arus mudik tahun 2012 ini, Indonesian Police Watch (IPW) memperkirakan Korlantas Polri akan kelabakan menghadapi arus mudik tahun ini.
"Untuk itu Korlantas Polri diimbau mengajak pemerintah membuat konsep terpadu dalam mengatasi masalah mudik 2012 dan tidak perlu menebar ancaman menindak pengendara sepeda motor yang berboncengan lebih dari dua orang," ungkap Ketua Presidum IPW, Neta S Pane seperti dalam siaran persnya yang diterima tribunnews.com, Kamis (25/7/2012).
IPW menilai ada empat masalah krusial dalam musim mudik 2012 ini. Pertama, jumlah kendaraan kian bertambah banyak, terutama sepeda motor, otomatis jumlah pemudik akan melonjak. Kedua, kondisi dan pelayanan angkutan umum, bus maupun kereta api sangat buruk dan terbatas, sehingga pemudik menjadikan sepeda motor sebagai alternatif.
Ketiga, kondisi jalanan sangat buruk, tambal sulam, bergelombang, berlobang dan lain-lain. Kondisi ini sangat berpotensi membuat pemudik celaka. Kemdian yang keempat, jumlah polisi sangat terbatas. Berbagai kendala ini membuat polri tidak akan bisa berbuat banyak.
"Konsep apapun yang dibuat Polri tidak akan banyak mengubah situasi. Ironisnya, dalam kondisi seperti ini pejabat lalulintas polri masih tega-teganya mengancam untuk menindak pemudik sepeda motor yg berpenumpang lebih dari dua orang," ungkap Neta.
Dalam mengatasi gelombang mudik 2012, publik tidak bisa hanya berharap dari Polri. IPW mendesak Pemerintah SBY harus segera mempunyai konsep yang jelas dalam menangani mudik 2012. Artinya pemerintah SBY, dalam musim mudik 2012 tidak hanya mengandalkan angkutan darat, terutama di jalur Pantura. Tapi sudah saatnya membackup musim mudik dengan angkutan laut dan udara untuk mengatasi kepadatan Pantura.
"TNI AL harus diminta mengerahkan kapal perangnya dgn maksimal, untuk mengangkut pemudik, terutama pemudik bersepeda motor dari Tanjungpriok untuk didrop di pelabuhan Cirebon, Tegal, maupun Semarang. Lalu TNI AL diminta mengerahkan herculesnya dengan maksimal untuk mengangkut pemudik dari halim perdana kusumah ke Semarang, Jogjakarta, Solo, maupun Madiun," paparnya.
Terobosan-terobosan tersebut harus dilakukan untuk mengurangi kepadatan pemudik di Pantura. Tanpa itu kepadatan di Pantura akan makin parah dan korban akan terus berjatuhan.
Baca Juga: