TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para penjaja jasa penukaran uang receh di terminal bus Pulo Gadung mengaku pendapatannya menurun dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya bukan hanya karena Bank Indonesia kini bekerja sama dengan bank-bank untuk memberikan jasa penukaran uang, tetapi juga karena jumlah penjaja uang receh yang selalu bertambah.
Dikatakan oleh Tini (45), penjaja uang receh di Terminal Bus Pulogadung ketika ditemui Wartakotalive.com, Kamis (24/7/2014), "sekarang susah mbak, sudah banyak yang berdiri di jalan, jadi saingannya banyak, keuntungan kita juga tidak lagi seperti dulu."
Tini juga mengatakan, kini ia tak lagi menjajakan uangnya hingga berkeliling terminal. Ia kini hanya terpaku berjualan mulai dari pintu masuk terminal hingga bagian dalam, tepatnya di dekat pos keamanan Terminal Bus Pulogadung.
Perempuan asal Medan yang mengaku tinggal di Pulo Gebang ini bercerita, dirinya biasa menukarkan uang di tempat bosnya. Ia enggan untuk menukarkan langsung ke Bank Indonesia karena ongkos angkutannya cukup besar.
Soal keuntungan, ia tak terlalu ngoyo menjajakan usaha yang digelutinya selama 5 tahun itu. Ia baru mulai berjualan pukul 11.00 ketika semua pekerjaan rumahnya telah selesai.
Tini mengaku sehari bisa menjajakan hingga Rp 1.000.000, namun untuk keuntungan ia mengaku mendapatkan untung tak tentu. Bisa Rp 100.000, bisa juga Rp 70.000, semua tergantung dari tawar menawar dengan penukar, kata perempuan yang sedang menjajakan jasa penukaran uang receh itu.
Sementara, penjaja uang receh lainnya, Ria, mengaku bahwa bertepatan dengan tahun ajaran baru dan masuk sekolah, serta banyaknya penjaja uang receh yang turun ke. jalan turut membuat penghasilannya menurun dan sepi aktivitas penukaran uang.
"ya, mulai banyak yang diluar, itu bikin pendapatan berkurang juga, ditambah sekarang pemudik turun karena banyaknya orangtua yang anaknya masuk sekolah," kata perempuan yang sudah menjajakan jasa selama 20 tahun itu.
Pantauan Wartakotalive.com, memang banyak penjaja uang receh di depan jalan menuju Terminal Bus Pulo Gadung, Jakarta Timur. Mereka menjajakan uang receh pecahan Rp 1000, Rp 2000, Rp 5000, Rp 10.000, dan yang tertinggi Rp 20.000.
Mereka menawarkan kepada setiap orang yang lewat di depan mereka untuk menukarkan uang nominal besar ke nominal-nominal tersebut di atas.
Selama Wartakotalive.com memantau, memang nampak hanya satu dua orang yang berhenti di depan para penjaja untuk menukarkan uang. Rata-rata, uang yang ditukarkan pun tak terlampau banyak. Ria mengatakan bahwa selama menjajakan jasa penukaran uang hari ini, penukar terbanyak bisa menukarkan sebanyak Rp 500.000, keuntungan yang didapatkan dari Rp 500.000 itu pun maksimal adalah Rp 35.000 yang dipotong dari uang yang dibundel maupun yang langsung diberikan oleh si penukar. (Agustin Setyo Wardani)