News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2014

Baca Novel untuk Mengusir Kebosanan Menunggu Kereta

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana arus mudik di Stasiun Kereta Api Pasar Senen, Sabtu(26/7/2014).

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stasiun Besar Pasar Senen penuh pemudik, Sabtu (26/7/2014). Mereka yang sudah saatnya boarding kelihatan berbaris mengular di tiga pintu masuk peron.

Sedangkan pemudik yang belum boarding masih berceceran di seluruh sudut stasiun sampai sore ini. Mereka yang membawa anak kecil kelihatan sibuk menenangkan kelincahan sang anak.

Di sisi utara pintu masuk peron kelihatan ada tiga keluarga dengan anak-anak yang masih kecil. Sang ibu sibuk menyuapi anaknya, sedangkan sang ayah sibuk menangani kelakuan anak satunya yang senang lari-larian di jalan.

Lalu pemudik yang pergi berkelompok sibuk mengobrol. Kemudian mereka yang mudik sendirian lebih banyak sibuk dengan gadgetnya.

Cuma Aska Aprillia (21), yang justru dua jam belakangan terbenam dalam novelnya. Dia membaca Novel berjudul Petualangan Sherlock Holmes. Penulisnya Sir Arthur Conan Doyle.

"Saya suka cerita detektif dan misteri-misteri," kata Aska sambil tertawa.

Cerita-cerita itu selalu membuatnya lupa waktu. Bahkan kalau sudah membaca novel Sherlock Holmes, Aska bisa lupa saatnya berbuka puasa.

"Kalau ini (novel yang tengah Ia baca) ceritanya ada banyak. Saya sudah baca dari kemarin. Tapi belum selesai," kata Aska.

Dia yakin Novel itu baru akan selesai Ia baca setibanya di Semarang. Sebab tebalnya 496 halaman. Kini ia belum sampai membaca separuhnya.

Aska sedang menunggu keberangkana KA Menoreh pukul 20.00 nanti. Aska mengaku datang terlalu cepat, sekitar pukul 15.00. "Tadi diantar oleh saudara soalnya. Dia kebetulan ada urusan, jadi saya sekalian ikut saja," kata Aska.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini