TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, Purba Hutapea mengungkapkan pihaknya telah melakukan survei terhadap pendatang baru yang akan menyerbu Jakarta pada arus balik lebaran tahun ini.
Dari hasil survei yang dilakukan bersama Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), sebanyak 60 persen dari 68.500 pendatang itu diprediksikan akan menetap di Ibukota.
"Jadi 60 persennya akan menetap," ujar Purba saat dihubungi, Jumat (1/8/2014).
Purba mengungkapkan, kategori lainnya yakni sebesar 25 persen dari 68.500 pendatang hanya transit di Jakarta untuk bekerja di sektor Industri. 15 persennya dianggap ragu-ragu datang ke Jakarta.
"15 persen ini pendatang yang ragu-ragu. Mereka ini musiman karena bisa saja mereka di kampung hanya bekerja sebagai petani," kata Purba.
Purba melanjutkan, pihaknya juga telah mengkategorikan pendatang baru berdasarkan daerah asalnya. Pertama, pendatang baru akan didominasi dari daerah Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat, diikuti Banten, Yogyakarta, Jawa timur dan seterusnya.
Untuk tahun ini, Purba mengungkapkan pihaknya tidak akan menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK). Namun bukan berarti tidak ada langkah antisipasi dari Pemprov DKI. Ia mengatakan pihaknya akan menggulirkan program Pembinaan Penduduk (Binduk) bagi pendatang baru nantinya.