Laporan Wartawan Tribun Timur, Arny
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR – PT Pertamina Marketing Operatio Region (MOR) VII Sulawesi mengantisipasi lonjakan permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menambah stok premium. Penambahan mulai H-3 hingga H+7 Lebaran sekitar 21,2 persen.
Junior Officer Costumer Relation MOR VII Pertamina, Ibnu Adiwena, Jumat (1/8), mengatakan, konsumsi normal di wilayah Sulawesi Rp 5.732 kilo liter (KL) "Ditambah 21,1 persen sehingga menjadi 6.941 kiloliter (kl) per hari," katanya.
Hal tersebut, kata dia untuk mengantisipasi arus balik para pemudik yang ada di seluruh daerah Sulawesi yang diperkirakan puncaknya akhir pekan ini. Sementara untuk solar, Pertamina tidak menyiapkan pasokan lebih. Hal tersebut penyaluran solar menjelang H-1 samapi H-3 Lebaran konsumsi solar cenderung turun sekitar 7 - 11 persen dari penyaluran normal 2.323 KL menjadi 2.040 KL per hari. "Untuk itu, untuk kedua bahan bakar subsidi ini kami jami ketersediaannya pada lebaran tahun ini," tegas Ibnu
Selain penambahan stok, beberapa SPBU di jalur strategis saat mudik dan balik akan diinstruksikan untuk buka selama 24 jam dan semua SPBU diminta untuk menjaga ketahanan stok, khususnya H-7 hingga H+7 Lebaran.
"Khususnya SPBU di jalur mudik dan wisata mulai H-5 hingga H+15 semuanya kami instruksikan buka selama 24 jam,supaya para pemudik tidak kesulitan mencari BBM," katanya.
Sementara, untuk permintaan elpiji volume 3 kg (PSO) tidak mengalami peningkagan yang signifikan. Jelang hari raya permintaan hanya bergeser 2 persen dimana pada bulan Juni pasokan normal 801 MT dan di bulan Juli mendekati 817 MT.
Total penyaluran elpiji PSO dan non PSO Khusus di Sulsel masih normal yakni sebesar 541,93 MT pada Juni dan sementara di bulan Juli bergerak 552,76 MT. Untuk lebaran juga disalurkan setara.
Khusus di sektor bahan bakar pesawat, Pertamina telah mengantisipasi dengan melakukan penambahan pasokan sebesar 7 persen atau 24.097 KL dari rata-rata penyaluran normal.