TRIBUNNEWS.COM.SOLO – Memasuki bulan Ramadan ini, jumlah pengemis di Solo diperkirakan mengalami kenaikan hingga 50 persen. Pengemis tersebut ternyata tak hanya dari Solo melainkan juga berasal dari luar Solo.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Surakarta, Sumartono Kardjo mengatakan, memang sudah menjadi tren jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasa, di bulan Ramadan tersebut jumlah pengemis naik sekitar 50 persen.
“Salah satu pemicu banyaknya pengemis yang berdatangan ke Solo lantaran Solo belum memiliki larangan untuk mengemis,” kata Sumartono.
Dalam menangani permasalahan pengemis tersebut, tak bosan-bosannya dari Dinsosnakertras bekerja sama dengan Satpol PP untuk menggelar razia. Dari razia tersebut kemudian di data dan dilakukan pembinaan.
Setelah dilakukan pembinaan, untuk pengemis yang berasal dari luar Solo dipulangkan. Sedangkan untuk pengemis yang dari Solo diberikan pelatihan.
“Pernah juga kita latih untuk menjahit dan kita berikan bantuan mesin jahit. Lalu kita berikan keterampilan berupa keahlian yang bisa dilakukan di rumah supaya bisa menghasilkan penghasilan tanpa harus mengemis,” kata Sumartono.
Namun setelah dimonitor pascadiberikan pembinaan dan pelatihan, masih ada saja yang balik menjadi pengemis lagi. “Kita hanya sebatas memonitor, ada satu dua yang berhenti. Namun ada juga yang balik lagi,” ujar Sumartono.(Joglosemar/Dwi Hastuti)