TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bulan Ramadhan memang mengubah pola makan dan pola tidur kita. Tak heran jika selama menjalankan ibadah Puasa tubuh sering kali merasa lemas dan kurang berenergi.
Tapi, itu bukan alasan untuk menghentikan olahraga selama sebulan penuh.
National Fitness Training Manager Fitness First Indonesia dr. Alia Basamalah mengatakan, tetap berolahraga di bulan Puasa penting untuk menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan optimal.
"Metabolisme itu seperti roda berputar. Orang yang enggak biasa olahraga, jalannya metabolisme lebih lambat. Metabolisme berkurang, berat badan akan lebih mudah nambah," kata Alia di Fitness First Senayan City, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Alasan lainnya, olahraga di bulan Puasa juga untuk mempertahankan massa otot, level kardio, performa tubuh, dan menjaga berat badan ideal.
Meninggalkan kegiatan olahraga selama bulan Puasa bisa menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, hingga kekuatan otot.
Bila kita "berpuasa" olahraga selama sebulan penuh, setelah bulan Ramadhan lewat, akhirnya banyak orang yang harus berusaha lebih keras lagi untuk mengembalikan kebiasaan olahraganya.
Alia mengatakan, tak perlu takut kehausan atau kurang bertenaga karena berolahraga di bulan puasa. Semua bisa disesuaikan dengan waktu dan intensitas berolahraga.
Menurut Alia, ada tiga pilihan waktu aman untuk berolahraga, yaitu sesaat sebelum berbuka Puasa atau pada sore hari, setelah berbuka Puasa tetapi sebelum makan malam, dan setelah makan malam.
"Disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing. Minimal dua sampai tiga kali dalam seminggu," kata Alia.
Hindari olahraga terlalu berat atau dii bawah sinar terik matahari karena bisa menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebihan.
Alia menyarankan, pilihlah olahraga mulai dari intensitas ringan dan sedang selama 20-30 menit.
Di samping itu, asupan makanan saat sahur dan berbuka Puasa juga harus dijaga agar tetap sehat dan bugar selama puasa.
"Tetap menjaga level hidrasi. Saat sahur, minumlah cukup air, protein, lemak baik, dan karbohidrat kompleks yang seimbang," sarannya.
Penulis: Dian Maharani