Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepinya jemaah menjelang lebaran tak berlaku di Masjid Istiqlal.
Wakil Ketua Bidang Takmir Masjid Istiqlal Muhammad Wahyono mengatakan di Masjid Istiqlal ini berkurangnya jemaah hanya terjadi pada 10 hari kedua bulan ramadan.
"Ya biasanya di hari pertama hingga ke sepuluh hari itu ramai, terus pertengahan emang berkurang," ujar Wahyono, saat ditemui di kompleks Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2016).
Ia pun menegaskan, 10 hari terakhir biasanya jama'ah memenuhi masjid untuk mencari malam Lailatul Qadar (malam yang dipercaya lebih mulia dari seribu bulan).
"Nah pas di hari ke 21 hingga 30 itu balik lagi ramai, kenapa? Karena mereka ingin mencari 'Lailatul Qadar',"
Wahyono menuturkan, biasanya 10 malam terakhir itu dipenuhi jema'ah 'elit'.
"Nah di 10 malam terakhir itu jama'ahnya biasanya lebih elit-lah, bermobil, membawa anak-anaknya," jelasnya.
Dapat dipastikan mereka bukan merupakan golongan pemalas. Jemaah ini akan melakukan serangkaian ibadah, beritikaf berharap mendapatkan kemuliaan dari Allah.
"Mereka yang datang di malam-malam terakhir itu biasanya kesadarannya tinggi, kalau yang malas, malam-malam mana mau salat," tandasnya.
Bagi umat islam, Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa dan lebih mulia dari seribu bulan, siapapun orang beriman pasti mengharapkan dirinya beruntung mendapatkan berkah dari Lailatul Qadar.
Berasal dari bahasa Arab, Lailatul Qadar memiliki arti 'Malam Ketetapan'.
Pengertian tersebut bukan tanpa sebab, karena pada Malam Lailatul Qadar, Al-Qur'an diturunkan sebagau pedoman hidup umat manusia.
Umat Islam percaya, Bagi siapapun yang beribadah di malam itu, maka pahalanya akan dilipat gandakan lebih dari 29.500 kali lipat.
Jumlah pahala tersebut sama saja dengan jumlah ibadah secara terus menerus lebih dari seribu bulan atau melebihi 83 tahun.