Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masjid Istiqlal menyediakan santap sahur pada para jemaah yang akan beribadah saat 10 malam terakhir Ramadan.
Hal ini dijelaskan Wakil Ketua Bidang Takmir Masjid Istiqlal, Muhammad Wahyono.
"Ya itu kami juga memesan dalam satu paket, tapi untuk yang sahur itu kan nanti 10 malam terakhir," ujar Wahyono, saat ditemui di kompleks Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2016).
Ia pun mengakui jumlah tersebut tergolong sedikit dan tidak sebanding dengan jumlah jama'ah yang bisa mencapai lebih dari dua kali lipat santapan sahur yang tersedia.
"Itu jumlahnya sedikit, sekitar seribuan-lah, walaupun yang sahur banyak juga kan orangnya bisa sampai 4 ribu hingga 5 ribu jama'ah," imbuhnya.
Menurutnya, pihak Masjid Istiqlal memiliki keterbatasan dana dalam penyediaan makanan untuk sahur.
"Ya kita cuma bisa nyediain seribu aja, karena keterbatasan dana, ya siapa cepat dia dapat aja," jelasnya.
Wahyono sedikit bercerita mengenai adanya oknum yang hanya meminta makan tapi tidak beribadah, namun dengan bijak, ia pun memaklumi hal tersebut.
"Tapi banyak juga yang dompleng (numpang makan), nggak shalat tapi ikutan makan, ada juga yang kayak gitu, namanya manusia, tapi ya silahkan aja," tandasnya.
Tahun ini, Masjid Istiqlal tidak mengadakan kegiatan memasak untuk mempersiapkan takjil bagi para jama'ah yang berencana buka puasa di masjid akbar tersebut.
Pimpinan Masjid mempertimbangkan efisiensi tenaga, dan lebih memilih untuk menyerahkan tangggung jawab pembuatan takjil tersebut kepada Rumah Makan Sederhana yang terletak di kawasan Otista, Jakarta Timur.
Hal tersebut akan berlangsung hingga bulan ramadhan berakhir.