TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Sejuk dan tenang langsung terasa ketika memasuki Masjid Al Jihad di Cempaka Besar, Kota Banjarmasin.
Umat Islam yang akan melaksanakan ibadah di situ pun kian betah dan ingin berlama-lama.
Beberapa jemaah seusai melaksanakan salat ashar di masjid itu tak langsung beranjak pergi.
Sebagian ada juga yang bertahan dan membaca kitab suci Alquran. Ini dilakukan untuk mengisi jeda waktu selama menunggu tibanya bedug berbuka puasa.
"Sejak tahun 2013 lalu saya aktif menjadi jemaah di masjid ini. Tempatnya sangat nyaman dan jemaahnya pun tertib ketika melaksanakan ibadah, karena ada yang mengaturnya," ucap Edwin, warga Teluk Dalam Banjarmasin, kemarin.
Pendatang asal Jakarta ini mengatakan area masjid juga bersih.
Sandal dan sepeda motor para jemaah tertata dan terparkir sangat rapi, karena ada petugasnya yang mengatur.
Semua layanan itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis.
"Ketika kita memasuki masjid, petugas masjid menyambut ramah. Bahkan, jika ada jemaah yang sakit, bisa langsung berobat di situ. Pelayanannya sungguh luar biasa,” ucap Edwin.
Ketua Badan Pengelola Masjid Al Jihad, ustadz H Riza Rahman, mengatakan pihaknya memang berusaha memberi pelayanan maksimal untuk jemaah.
Dengan begitu mereka bisa melaksanakan ibadah lima waktu secara tenang dan nyaman.
"Tiap jemaah yang datang ke sini disambut petugas dan security kami secara ramah. Sandal dan sepeda motor disusun dan dirapikan petugas kami," katanya didampingi Bendaraha Masjid Al Jihad, Azhar Rizani.
Tak hanya tempat ibadah saja yang nyaman, toilet pun juga dibikin sebersih mungkin. “Toiletnya kami bersihkan lima kali sehari. Tak heran, kami meraih gelar sebagai toilet masjid terbesih di Kota Banjarmasin,” beber Riza.
Lalu, lanjut dia, ada juga petugas yang khusus menjaga ketenangan jemaah salat lima waktu. Petugas mengatur saf jemaah dan menjaga anak-anak bila ada kurang tertib seperti berlari-lari dengan menegur secara ramah.
"Guna memberi pelayanan terbaik untuk jemaah, kami mengadopsi pengelolaan di Masjidil Haram, Makkah, dan Masjid Nabawi di Madinah," papar Riza.
Fasilitas lain yang disediakan yakni eskalator. Alat ini dipakai untuk membantu jemaah yang sakit maupun lansia yang hendak melaksanakan salat di ruang khusus. "Al Jihad adalah satu-satunya masjid di Kalimantan yang memiliki eskalator," tandasnya.
Bukan hanya kenyamanan beribadah yang diperhatikan, jemaah yang sakit pun bisa berobat karena pengelola masjid menyediakan ruang khusus dan tenaga dokter.
"Pemeriksaan terhadap pasien dilakukan dua kali seminggu yakni Minggu pagi khusus perempuan dan malam Senin untuk laki. Pemeriksaan dan obatnya gratis," tandasnya.
Selama bulan suci Ramadan, lanjut Riza, pihaknya juga sangat selektif memilih imam yakni yang benar-benar hafal Alquran dan gaya bacaannya seperti di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
"Ini juga jadi salah satu daya tarik, sehingga jemaah yang datang selalu menyesaki Masjid Al Jihad, mulai lantai satu hingga lantai tiga. Jemaah yang datang pun meluber hingga ke halaman," sebut Riza.
Malam tarawih dan subuh juga diisi tausiah agama. Penceramahnya antara lain H Riza Rahman, H Umransyah Ali, Prof HA Khairuddin, H Sukarni, Ustadz H Mas'udi HS, HM Fauzi, H Ahmad Hadi Abwa, H Ridhani Fidzi, dan H Alwi Sahlan.
"Selama Ramadan, kegiatan majelis taklim maupun tausiah intensitasnya lebih 100 kali pengajian," pungkasnya. (ful)