TRIBUNNEWS.COM - Salat Tarawih merupakan salah satu ibadah yang spesial karena hanya bisa dilakukan di bulan Ramadan.
Salat Tarawih, termasuk dalam qiyamullail yang menjadi kebiasaan atau amalan rutin orang yang saleh.
Salat tarawih sendiri hukumnya sunah muakkadah atau sunah yang dikukuhkan.
Berdasarkan hadis Aisya RA, Rasulullah SAW salat di masjid, lalu kemudian pada hari ketiga para sahabat berkumpul banyak, namun Rasulullah tidak keluar.
Itu dilakukannya agar para umat tidak menjadikan salat tarawih sebagai salat wajib.
Selain itu, ibadah salat tarawih ini merupakan taqarrub (tindakan mendekatkan diri kepada Allah) yang paling agung pada bulan suci Ramadan.
Rasulullah SAW tidak membatasi jumlah rakaat salat tarawih, tapi biasanya salat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat ditambah 3 rakaat salat witir, salat tarawih memiliki keutamaan lebih bila dibandingkan salat sunah lainnya.
Pertama, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Salat tarawih bisa menggugurkan dosa dengan syarat karena iman, yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya’ atau alasan lainnya.
Dosa yang diampuni, menurut Ibnu Al Mundzir, mencakup dosa besar dan kecil.
Namun, menurut An-Nawawi, salat tarawih hanya menghapus dosa kecil dan meringankan dosa besar.
Kedua, salat tarawih bersama imam seperti salat semalam penuh.
Melakukan salat tarawih bersama imam secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai maka kita akan mendapatkan pahala seperti salat semalam penuh.
Ketiga, salat tarawih adalah seutama-utamanya salat sunnah
Ulama madzhab Hambali mengatakan bahwa salat sunnah adalah salat yang dianjurkan dilakukan secara berjamaah.
Hal itu karena salat seperti hampir serupa seperti salat fardhu.
Selain itu bagi setiap umat yang bersungguh-sunggu melakukan salat tarawih ini, terlebih pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadan, maka yang menanti dirinya adalah Lailatul Qadar.