Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Banyak anak yang sudah diajari untuk berpuasa oleh kedua orangtuanya.
Hal itu dilakukan agar sang buah hati dapat terbiasa menjalankan ibadah puasa sejak dini, sehingga ketika tumbuh dewasa ia sudah terbiasa dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Saat menjalankan ibadah puasa, tentunya seorang anak harus tetap mendapatkan asupan gizi yang seimbang, sebab sangat disayangkan jika seorang anak tidak mendapatkan gizi yang semestinya di usia keemasan.
Maka dari itu, orangtua harus mengetahui apa saja yang harus diberikan kepada sang buah hati.
Dokter spesialis anak RS UGM Yogyakarta, dr Vetria Sekar Damayanti, M.Sc, Sp.A menyebutkan, secara garis besar, ketika makan sahur harus dapat menyediakan sebanyak 40 persen kebutuhan energi, yang 30 persennya didapatkan dari makan besar, dan 10 persen dari makanan kecil atau ringan.
Menurutnya, makanan untuk sahur harus mengandung semua zat gizi dalam komposisi seimbang serta jumlah cukup sesuai usia dan jenis kelamin anak.
Ketika sahur, anak mengkonsumsi makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah, yaitu makanan yang bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh secara lambat tetapi bertahan lama
"Contohnya antara lain seperti nasi merah, sereal, spagetti, anggur, pisang, jeruk, ubi jalar, kacang hijau, apel dan jus apel, serta susu rendah lemak. Jenis makanan untuk sahur sebaiknya juga lebih mudah mengenyangkan," kata Vetria.
Sementara itu, untuk makanan berbuka puasa harus menyediakan 50 persen kebutuhan energi, di antaranya 10 persen dari makanan pembuka, 30 persen dari makan besar, dan 10 persen dari makanan ringan.
Untuk berbuka, sebaiknya anak mengkonsumsi jenis makanan yang juga mempunyai indeks glikemik tinggi, yaitu jenis makanan yang bisa meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh secara cepat tetapi singkat.
Contoh makanannya seperti bagel, donat, roti putih, corn flakes, wafel, kentang panggang, wortel dan semangka. Ketika berbuka, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan ringan atau makanan yang mengandung gula sederhana yang mudah dicerna dengan cepat untuk menyegarkan energi.
"Setelah itu, sebaiknya segera mengonsumsi menu utama untuk memenuhi kebutuhan gizi utamanya. Sebelum tidur boleh mengkonsumsi makanan ringan sekitar 10 persen dari kebutuhan energi total," jelasnya.
Ia menambahkan, saat berpuasa pun ternyata anak-anak memiliki risiko mengalami dehidrasi.
Oleh sebab itu, pada waktu antara buka hingga sahur, cukupkanlah cadangan cairan tubuh. Cadangan cairan bisa diperoleh dari air matang, susu, sup, buah atau jus buah dan sayur.
"Anak-anak biasanya juga sangat suka bermain. Pada saat bulan puasa, dukung anak agar kegiatan bermainnya lebih ringan. Atau alihkan kegiatan bermain anak, dari aktivitas fisik berat menjadi aktivitas ringan," tutupnya. (*)