TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berada di permukiman padat penduduk, Jalan Luar batang V, Penjaringan, Jakarta Utara, Masjid Luar Batang merupakan satu dari beberapa masjid di Ibu Kota yang mempunyai nilai sejarah.
Di hari-hari biasa, apalagi di bulan suci Ramadan, masjid yang berdiri tahun 1716, itu terus selalu dikunjungi masyarakat yang ingin beribadah maupun berwisata. Setiap harinya, ada saja warga yang melakukan ibadah salat wajid maupun sunnah hingga membaca Al Quran di masjid itu.
Kepala Humas Masjid Luar Batang, Mansyur Amin, menjelaskan sejarah hingga nama Masjid Jami Kramat Luar Batang sudah banyak yang tahu, hingga ke mancanegara. Mansyur mengatakan, banyak ulama-ulama dari luar Indonesia datang hanya ingin ke makam Al-Habib Husein Bin Abubakar Alaydrus.
“Sekarang ini, apalagi bulan Ramadan, banyak orang asing beragama Islam berkunjung ke Masjid Luar Batang. Ada warga Amerika Serikat, Yaman, dan lain-lain. Situasinya seperti itu, banyak orang asing yang beribadah di masjid ini. Bagi kami, ya.. biasa saja,” kata Mansyur kepada Warta Kota (Tribunnews.com Network), belum lama ini. Selain menjalankan ibadah, lanjut Mansyur, mereka juga sering berbagi ilmu.
Dituturkan Mansyur, berdirinya masjid ini berawal dari kedatangan pedagang-pedagang Islam ke Indonesia melalui Pelabuhan Sunda Kelapa. Sambil berdagang, mereka menyebarkan agama Islam. Hingga akhirnya Islam berkembang di kawasan ini.
Mansyur menerangkan, dari segi struktur, bangunan masjid ini tak ada yang begitu menonjol. Bangunan masjid ini seperti umumnya masjid yang ada, yakni ada menara dan juga pilar-pilar di dalam masjid. “Bangunan bagian-bagian sekitar masjid, seperti menara maupun gapura sebaga pintu gerbang, diyakini telah berusia lebih tua dibanding masjid ini,” jelas Mansyur.
Pantauan Warta Kota, masjid ini dihiasi selasar di sisi kiri dan kanan bangunan. Tampak, sebuah menara berbentuk bulat di bagian bawahnya, lalu berbentuk persegi sampai ke puncaknya yang lancip.
Sementara, ruang utama masjid berdiri kokoh 12 pilar tiang, namun pilar-pilar itu tak sama sekali menyangga atap masjid. Ruang imam dan mimbar pun cukup luas dan berlangit tinggi. Mimbar kayunya terkesan biasa, namun ornamen di atas mihrab terlihat halus dan indah.
Sudut langit-langit di sisi kiri dan kanan masjid dihias dengan kutipan ayat suci Al-Quran dalam bentuk tulisan kaligrafi yang indah. Di serambi masjid terdapat makam Al-Habib Husein bin Abubakar Bin Abdillah Al-Alaydrus.
Lebih lanjut Mansyur menjelaskan, warga yang datang seringkali menyempatkan waktu membaca Al-Quran. Mereka mengaji tidak hanya di ruang utama masjid, tapi juga duduk khusyuk di dekat Makam Keramat Habib Husein. Peziarah yang datang ke tempat ini bukan hanya dari sejumlah wilayah di Indonesia, tapi juga dari luar negeri, seperti Brunei, Malaysia, Singapura, hingga Yaman.
Terkenal
Salah seorang warga, Wirmo (60), Masjid Luar Batang sudah dikenal sampai ke mancanegara. “
Sejak dulu, masjid ini selalu ramai. Apalagi di bulan suci Ramadan. Mereka yang salat tarawih nggak cuma warga asli sini, tapi juga dari mana-mana. Mereka adalah para peziarah,” kata Wirmo.
Menurut Wirmo, masjid ini sangat bersejarah. “Saya berharap rencana revitalisasi kawasan Luar Batang jangan menyentuh Masjid Luar Batang,” ungkap Wirmo.
Warga lainnya, Mukmin (40), menambahkan, Masjid Luar Batang adalah tempat ibadah yang sangat sakral.
“Masjid ini sudah dikenal dan terkenal sejak lama. Makanya, nggak heran jika seringkali ada wisatawan asing atau orang asing yang beragama Islam maupun peziarah berkunjung untuk beribadah di Masjid Luar Batang,” kata Mukmin. (bas)