Dr Mutohharun Jinan, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta
TRIBUNNEWS.COM - Saya termasuk orang sangat antusias membubuhkan tanda tangan pada buku kegiatan Ramadan yang disodorkan anak-anak sekolah dasar seusai salat Tarawih. Sambil membubuhkan tanda tangan bisa sedikit bercanda dan mengajukan pertanyaan singkat, seputar kegiatan siswa di sekolah, siapa guru agamanya, dan apa sisi ceramah yang baru saja usai.
Ada anak yang sigap menjawab dan tepat jawabannya. Ada pula anak yang malu-malu dan agak sedikit tegang. Tentu saja bagi anak-anak datang menghadap dan memohon tanda tangan kepada penceramah tidak selalu mudah.
Anak-anak tentu butuh keberanian dan kesiapan untuk dapat sekadar mengucap satu atau dua kalimat kepada penceramah untuk meminta tanda tangan. Ada beberapa hal positif dan penting dari kegiatan anak-anak mengisi buku jurnal Ramadan.
Pertama, anak-anak belajar membangun komunikasi dan kepercayaan diri. Mendidik dan melatih anak untuk percaya diri dalam berkomunikasi sangat penting bagi anak didik.
Keterampilan berkomunikasi menjadi bekal awal bagi anak untuk sosialisasi diri di lingkungannya. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dimulai sejak usia dini dengan memberikan tugas atau tanggung jawab kepada anak.
Berikan tanggung jawab sehari-hari pada anak, seperti membantu merapikan mainan, membersihkan kamarnya, menyiapkan buku, dan lainnya. Kecenderungan anak pada masa sekarang kurang memperhatikan aspek kemampuan dan keterampilan hidup yang sebenarnya bisa dilakukan setiap saat.
Pada dasarnya, Allah menciptakan manusia dalam ciptaan yang sebaik-baiknya dan masing-masing disertai keunggulan. "Seungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4).
Manusia diciptakan Allah tidak dalam keadaan sia-sia atau tanpa tujuan yang mulia. Karena itu, pada diri setiap orang telah melekat kemampuan-kemampuan baik fisik maupun psikis yang terpendam, dan dengan potensi itu dapat dilejitkan manakala memperoleh stimulan dari luar.
Kedua, kegiatan Ramadan juga dapat mengantarkan anak menjadi pribadi yang amanah dan bertanggung jawab. Kesediaan anak berangkat ke masjid, membawa alat tulis, dan buku catatan menunjukkan jati diri sebagai pelajar atau murid yang melaksanakan tanggung jawab.
Hal ini merupakan pendidikan yang sangat penting pada saat pertumbuhan anak yang mulai sadar dengan eksistensi dirinya. Anak menjadi terbiasa menunaikan tugas-tugas dan kewajiban-kewajibannya atas dasar kesadaran dan pengatehuan.
Pada hakekatnya, anak sudah menyadari pelaksanaan tugas itu akan memperoleh reward dan meninggalkan amanah akan mendapat hukuman. Ini berarti anak akan tumbuh dengan perasaan pada dasarnya manusia itu bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.
Dalam Alquran Allah mengingatkan, "Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya." (QS. Al-Mudatsir: 38). Ayat ini mengandung pesan moral tentang kesejatian manusia sebagai makhluk yang bebas memilih dan menentukan nasibnya. Kemuliaan manusia satu di antaranya ditentukan oleh kesediaan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Bulan Ramadan bagi masyarakat muslim disambut dan dihidupkan dengan berbagai kegiatan turut membantu para orangtua dan pendidik melejitkan potensi anak-anak untuk menjadi manusia unggul dan bertanggung jawab.