TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Berbuka puasa saat bedug adzan maghrib, serta menyelenggarakan makan sahur hingga mendekati waktu imsak merupakan strategi puasa yang diajarkan Rasulullah SAW.
Hal itu dimaksudkan salah satunya untuk mengurangi dampak kelaparan berkepanjangan terhadap sistem metabolisme tubuh.
Dikatakan Wahyu Hardi Prasetiyo,SSTG.MPH-GK,RD, Ahli Gizi Klinik/Dietesion, saat berbuka sebaiknya tidak makan dan minum terlampau banyak sebagai tindakan balas dendam.
Langsung makan makanan berat akan membuat kaget lambung dan justru membebani kerja lambung yang sudah dibiarkan istirahat sekitar 13 jam.
Makan berbuka puasa umumnya diawali dengan makanan manis (ingat tidak berlebih/secukupnya saja) misalnya makanan kecil yang manis dengan porsi kecil atau minuman manis yang cukup (pilih salah satunya).
"Itu mengikuti sunah nabi, dengan tujuan agar tubuh segera mendapatkan glukosa untuk menormalkan gula darah yang menurun sedikit selama kurang lebih 13 jam berpuasa," kata Wahyu.
Menu pembuka boleh dikonsumsi terbatas berasa manis seperti sirup, teh manis, aneka kolak, kurma, serta berbagai makanan jajanan (ingat porsi kecil secukupnya jangan berlebih hanya sebagai perangsang awal tubuh).
Memang makanan dan minuman manis sangat mudah dicerna sehingga segera mengembalikan kesegaran tubuh.
Porsi energi saat berbuka sebaiknya sekitar ± 10 % dari total kebutuhan energi sehari.
Sebaiknya hindari minum minuman dingin atau yang dicampur es atau berkarbon saat berpuka.
Konsumsi es dapat menahan rasa lapar sehingga hidangan lain yang lebih bergizi tidak dapat disantap, akibatnya akan mengurangi asupan zat gizi yang sangat diperlukan tubuh untuk memulihkan stamina.
Setelah melaksanakan salat Maghrib, sekitar 30 menit setelah awal berbuka, makan malam dapat dilakukan seperti biasa.
Jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah makanan lengkap karena kita makan makanan utama dengan gizi seimbang. (Banjarmasin Post/Salmah)