News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2017

Kisah Syekh Abdul Qadir Bermimpi Bertemu Nabi Muhammad

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam Nabi Muhammad SAW tepat di bawah kubah hijau Masjid Nabawi di Madinah.

KH Abdul Moqsith Ghazali, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan tahun lalu Nabi Muhammad SAW meningalkan kita. Jenazahnya terkubur di Madinah. Tapi, namanya terus disebut, di mana-mana. Ratusan juta orang setiap hari menyebut-nyebut namanya, baik dalam shalat maupun di perkumpulan-perkumpulan zikir yang dikelola ordo-ordo tarekat.

Di kalangan para sufi, Nabi tak diyakini betul-betul mati. Mereka meyakini, Nabi bisa hadir di mana-mana, membimbing umat dan para ulamanya.

Nabi SAW bisa datang menjumpai umat terkasihnya dalam mimpi. Dan mimpi itu pasti benar, karena setan tak bisa menyerupi Nabi walau dalam mimpi.

Konon Nabi SAW pernah bersabda, man ra’ani fi al manam, fasayarani fi al-yaqzhah (barangsiapa menyaksikan aku dalam mimpi, maka suatu waktu ia akan menyaksikan aku ketika terjaga).

Alkisah, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang hidup ratusan tahun setelah Nabi SAW, pernah didatangi Nabi SAW. Al-Jilani berkata, “dalam kurun waktu agak lama saya tak menikah, hingga Nabi SAW datang menegurku, “mengapa kamu tidak menikah”.

Pada kesempatan lain, Nabi SAW datang meludahi lisan al-Jilani untuk melancarkan perjuangan dakwahnya. Wallahu a'lam bis shawab.

Banyak umat Islam mengharapkan perjumpaan itu. Sekiranya tak terjadi ketika terjaga, maka cukup di dalam mimpi saja.

Bulan Ramadhan adalah bulan untuk mentadabburkan makna-makna Al-Qur’an dan bulan melipatgandakan bacaan shalawat kepada Sang Junjungan, Nabi Muhammad SAW. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ali sayyidina Muhammad. NU Online

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini