TRIBUNNEWS.COM - Haid atau menstruasi merupakan fase yang secara normal akan dialami oleh setiap perempuan.
Umumnya, haid berlangsung selama tiga hingga tujuh hari, dalam siklus 21 hingga 35 hari, dan volume darah normalnya sebanyak kurang dari 80 cc.
Namun pada kondisi tertentu, perempuan bisa memiliki gangguan haid, seperti yang dijelaskan oleh dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG.
“Salah satu penyebab jarangnya datang haid pada perempuan antara lain sindrom ovarium polikistik,” jelasnya.
Penyebab dari sindrom ovarium polikistik adalah tidak menetasnya sel telur keluar dari indung telur akibat kegagalan pematangan sel telur.
“Sindrom ovarium polikistik lebih sering terjadipada perempuan yang mengalami kelebihan berat badan atau overweight dan obesitas atau kegemukan,” tambahnya.
Dampaknya, nantinya akan ada risiko penebalan dinding rahim, gangguan kesuburan, keguguran, dan gangguan psikologi karena rasa rendah diri.
“Langkah pertama pada penderita sindrom ovarium polikistik yang kelebihan berat badan dan obesitas adalah menurunkan berat badan,” imbuh dr. Riyan.
Menurut spesialis obgyn dari Bamed Women’s Clinic ini, yang terpenting adalah adanya perubahan gaya hidup yang berfokus pada diet dan olahraga.
“Bahkan, turunnya berat badan 5 persen saja bisa memperbaiki kondisi, membuat haid kembali teratur, dan memperbaiki fungsi sel telur, dan meningkatkan peluang kehamilan,” jelasnya.
Kemudian, menurut dr. Riyan, momen masa puasa ini bisa dimanfaatkan oleh para penderita sindrom ovarium polikistik ini.
“Manfaatkan momen ini untuk memperbaiki gaya hidup untuk fungsi reproduksi yang lebih baik,” tutupnya. (Nova.Id/Dionysia Mayang)