TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kota Pelembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menyimpan wisata religi Islam yang penuh dengan kisah perjalanan Islam.
Salah satu wisata religi yang tak boleh dilewatkan saat mengunjung ke kota Pelembang adalah Museum Al-Quran Al Akbar.
Museum Al-Quran Al Akbar atau Al-Quran Raksasa yang berlokasi di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan menjadi buruan para wisatawan yang ingin melihat kemegahan ukiran Al-Quran terbesar tersebut.
Terlebih, saat memasuki bukan suci Ramadhan, Museum Al-Quran Al Akbar atau yang juga sering disebut Al-Quran Raksasa makin digandrungi wisatawan dari Palembang maupun luar kota jelang berbuka puasa.
Di antaranya Anthi (30) dan Fitri (20) yang berkunjung ke Museum Al Quran Al Akbar saat menjelang berbuka puasa, Minggu (4/6). Kakak-beradik ini menyempatkan untuk mengunjungi museum yang menjadi destinasi wisata religi di Kota Palembang tersebut.
Anthi, yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat, mengaku baru pertama kali mendatangi Museum Al Quran Raksasa. Meski asli Palembang, ia baru kali ini menyempatkan waktu berkunjung Al Quran Raksasa.
"Main saja. Kebetulan saya juga baru datang dari Bekasi, pengin tahu Museum Al Quran ini," ungkapnya.
Setelah berkeliling dan melihat secara detail Al-Quran Raksasa tersebut, Anthie mengaku merasa nyaman dan tenang saat berada didalam museum. "Ya, setelah melihat museum ini cukup tenang perasaan saya, wisata religi apalagi sekarang bulan puasa," tambahnya.
Sementata itu, Fitri pun mengungkapkan bahwa ia merasa bangga kota kelahirannya punya banyak wisata religi, salah satunya Museum Al-Quran Raksasa ini. "Ya bangga, banyak orang mau datang ke Palembang cuma ingin melihat Al-Quran Raksasa ini, semoga ke depannya lebih ramai lagi yang datang kesini," ungkap Fitri.
Syahkoni, pengurus Museum Al-Quran Al Akbar, mengatakan pembangunan Al-Quran Raksasa sejak tahun 2002 hingga tahun 2009. Pembangunannya diprakasai oleh H. Syofwatillah Mohzaib. Ia juga menjelaskan tempat ini bisa disebut Museum Al-Quran Raksasa karena ukuran lembaran ayat-ayat Al-Quran yang diukir diatas kayu berukuran 177 x 144 centimeter dengan ketebalan kayu sembilan centimeter.
Ukiran Al-Quran Raksasa diukir diatas kayu tembesu dan dikerjakan oleh 14 orang pengerajin yang telah mahir memahat. Tinggi Al-Quran Raksasa mencapai 15 meter dan lebar delapan meter dengan sususan lima tingkat. Dari lima lantai itu pula sebanyak 630 lembar ukiran ayat suci Alquran disusun sesuai halaman pada Alquran.
Pembuatan ukiran Al Quran Raksasa ini menghabiskan 43 kubik kayu khas Palembang, yakni kayu Tembesu. "Museum ini dibuat dalam proses yang cukup lama. Namun, hasilnya membuat semua orang yang datang merasa takjub melihat Al-Quran Raksasa ini," ungap Syahkoni.
Syahkoni menuturkan ukiran ayat suci pada kayu tersebut merupakan perpaduan dari tiga kebudayaan yang ada di kota Palembang. Dasar warna ukiran yang berwarna merah, dasar ukiran pinggirian kayu, dan warna kuning pada tulisan ayat-ayat memiliki arti masing-masing.
"Dasar warna merah pada ukiran kayu menunjukan budaya Tionghoa, motif ukiran Palembang, dan ayat-ayat Al Quran yang diukir diatas kayu," paparnya.
Budaya Tiongkok tertuang pada dasar ukiran kayu yang berwarna merah, sedangkan budaya Palembang terdapat pada warna kuning yang menghiasi ukiran ayat-ayat Al Quran. Arti dari warna tersebut melambangkan keberanian, sedangkan warna kuning pada ukiran melambangkan kemakmuran dan kejayaan. Pada sisi tepian lembar Al Quran raksasa, terdapat ukiran khas Palembang, berupa gambar bunga teratai, srikaya, dan daun pakis peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Syahkoni mengatakan kunjungan wisatawan yang datang di bulan suci Ramadan semakin tinggi. Terlebih, mendekati waktu berbuka puasa. "Biasanya wisatawan datang kesini untuk menghabiskan waktu jelang berbuka puasa sembari membaca ayat suci Alquran," ungkapnya.
Saat ini, menurut Syahkoni, Al-Quran Al Akbar hanya 15 juz, sedangkan 16 hingga 30 juz belum dipasang karena keterbatasan tempat untuk menaruh ukiran ayat Al Quran Raksasa tersebut.
"Saat ini hanya 15 juz yang baru terpasang, mudah-mudahan ke depannya 16 hingga 30 juz bisa dipasang. Mudah-mudahan ada donatur yang bersedia membuatkannya," harap Syahkoni.
Buat para wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum Al-Quran Al Akbar tak perlu khawatir dengan tarif tiket masuknya. Pengurus hanya memungut infaq sebesar Rp5 ribu untuk perawatan museum.
"Kami tidak pernah memaksa. Apabila ada warga ingin melihat, namun tidak pumya uang umtuk melihatnya, kami dengan senang hati mempersilakan untuk masuk dan melihat-lihat Al-Quran Raksasa," papar Syahkoni.
Museum Al Quran Al Akbar dibuka sejak pukul 08.00 hingga pukul 17.00 Wib. Jadi, buat yang penasaran ingin melihat Al Quran raksasa tersebut, yuk berkunjung ke Palembang.