TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Berpuasa memang memerlukan energi yang tak sedikit. Tak jarang, kita yang muda kerapkali merasa iba dan tak tega kalau melihat para eyang, oma dan opa ikut berpuasa.
Mereka yang tergolong pasien geriatri atau lanjut usia (lansia) adalah pasien berusia 60 tahun ke atas dengan dua penyakit atau lebih atau memiliki sindrom Geriatri.
Ciri-ciri pasien lansia memiliki penyakit lebih dari satu macam dan sering tidak jelas gejalanya.
Selain itu, pada lansia juga mengalami perubahan fisik yakni kapasitas fungsional yang mengalami penurunan mulai dari puncak ujung kepala sampai ujung kaki yang dimulai sejak usia 30 tahun.
Kapasitas fungsional turun satu persen setiap tahun setelah umur 30 tahun.
Lalu bagaimana jika pasien geriatri ingin menjalankan ibadah puasa?
Pasien geriatri dapat menjalankan ibadah puasa, namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti sehat, kondisi fisik stabil, dan terkontrol penyakitnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri RS "JIH" dr Probosuseno SpPD Kger(K) menyampaikan, puasa pada geriatri yang terpenting adalah sahurnya.
"Lansia boleh berpuasa, yang penting jangan lupa sahur, perbanyak sayur dan buah agar tidak sembelit, olahraga kecil seperti jalan kaki," papar Probosuseno dalam acara Ngaji Sehat on Facebook Bersama Rumah Sakit JIH pada Sabtu (2/6/2018)
Selain itu ia juga berpesan pada lansia sewaktu berbuka puasa tidak disarankan untuk langsung mengkonsumsi makanan berat, tetapi minum manis dahulu, setelah ibadah baru makan besar.
"Buka puasa pada lansia jangan langsung makan berat, tidak dianjurkan, setelah Maghrib baru makan untuk mencegah rasa tidak nyaman di perut," lanjutnya.
Ia juga berpesan pada agar pasien geriatri mengkonsumsi air putih yang cukup serta minum obat secara tertib.
Lebih lanjut ia menyampaikan, lansia ada dua yakni lansia sehat dan lansia sakit.
Adapun yang tergolong dalam lansia sehat ialah apabila semua tensi, nadi, gula bagus tidak ada penyakit maka diperbolehkan untuk puasa.
"Yang penting diperhatikan adalah jangan banyak aktivitas pada siang hari. Kalau mau olahraga setengah jam atau satu jam menjelang buka," jelas dia.
Sedangkan untuk lansia sakit, pihaknya mengimbau pasien hendaknya konsultasikan dokter terlebih dahulu untuk mengkonsumsi obatnya.
"Apakah obatnya diminum sehari satu kali apa tiga kali. Kalau sehari sekali nggak masalah, bisa pas saur atau buka," imbuhnya.
Ditambahkannya, kalori yang dibutuhkan oleh geriatri tergantung pada berat badan setiap geriatri, sehingga tidak sama setiap geriatri.
"Tapi paling tidak kebutuhan kalori 1000-1500 kkal dengan pembagian kalori pada sahur sebesar 30 persen, kemudian 50 persen pada saat buka dan 20 persen sebelum tidur," ucapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)