Usai berbagi kebahagiaan Ramadan dengan saudara di tepian negeri Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama masyarakat Indonesia kembali mengantarkan berkah Ramadan ke pelosok negeri, khususnya wilayah perbatasan Indonesia. Melalui program "Beri Penjaga Negeri Ramadan Terbaik", ribuan paket di pangan diantarkan di penghujung Ramadan, guna mengisi perut-perut saudara sebangsa menikmati indahnya berhari raya bersama keluarga.
Kali ini, Kota Pontianak menjadi saksi awal persiapan pendistribusian Paket Pangan Ramadan untuk provinsi Kalimantan Barat. Sekitar 30 ton bahan pangan rampung dikemas menjadi 2.000 paket. Tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan negeri Malaysia, yaitu Sambas, Sanggau, dan Bengkayang menjadi tujuan pembagiannya.
Pengemasan dimulai sejak Kamis (7/6/2018) malam hingga Jumat (8/6). ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengerahkan puluhan personilnya untuk merampungkan paket pangan tersebut.
Dody Rahadiansah selaku Koordinator MRI Kalimantan Barat mengatakan, paket ini berisi sembako dan secara bertahap dikirimkan mulai Jumat (8/6) menuju Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Bengkayang. Lalu seluruhnya ditargetkan akan rampung pada Senin (11/6/2018).
"Satu kotak ini berisi beras 5 kg, gula pasir 1 kg, dan minyak 1 liter. Sebagian mendapat pula kain sarung atau satu kaleng kue, buat hadiah lebaran mereka. Barang baru masuk Kamis (7/6) malam, dan dikirimkan ke perbatasan pada Jumat (8/6). Banyak sekali, ada 2.000 paket," ungkap Dody.
Menyiapkan ribuan paket dalam waktu singkat memang bukan urusan mudah. Sebuah tempat berukuran besar harus dipersiapkan. Karton-karton harus secepat mungkin dibentuk menjadi dus, sebagai wadah paket pangan. Puluhan relawan dipersiapkan dari berbagai wilayah di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Awalnya kami hanya menyiapkan belasan relawan saja. Dirasa tidak cukup, kami berpikiran tambah saja relawannya. Saya kan dosen, ajak-ajak mahasiswa, ternyata mereka sangat berminat. Sehabis tarawih, lebih dari 50 mahasiswa bantu-bantu di aula ini. Senang mereka bantu-bantu paketin sembako ini," tambah Dody.
Di tengah perbincangan mengenai kontribusi relawan, Dody teralihkan oleh tumpukan karung-karung beras yang memenuhi sisi depan Aula. Ia menjelaskan, beras-beras itu dibeli langsung dari petani Kalimantan Barat.
Saat saya diminta mengurus penyediaan paket pangan ini, saya langsung berpikiran, selain menyejahterakan warga di perbatasan, paket ini juga harus bisa menyejahterakan penduduk yang membutuhkan di sekitar Pontianak. Lalu tercetus lah ide itu. Saya langsung ke sawah di Pal Sembilan, bertemu petani sana. Butuh waktu agak lama memang untuk menyiapkan 10 ton, itu pun harus dua tempat. Maklum lah, penggilingan gabah di sini masih belum modern," tutur Dody.
Sejak Kamis (7/6) sore, karung-karung beras telah bertumpuk memenuhi sisi depan gudang. Belum lagi tumpukan minyak goreng, gula, serta kardus-kardus kue. Sehingga, hampir tak ada ruang yang tersisa dari aula seluas 300 meter persegi ini. Pun jika ada ruang, itu sudah penuh oleh deretan kardus kosong yang segera diisi bahan pangan tersebut.
Libatkan pedagang lokal
Program “Beri Masyarakat Penjaga Negeri Ramadhan Terbaik” merupakan implementasi dari dana zakat masyarakat Indonesia melalui Global Zakat ACT. Bahan pangan yang menjadi amanah zakat ini pun dibantu penyediaannya oleh pedagang Muslim lokal di Pontianak.
Mochamad Faizin mengaku senang bisa membantu menyediakan logistik pangan dalam waktu singkat untuk diberikan kepada masyarakat perbatasan. Ia bahkan memberikan harga terbaik untuk penyediaan logistik pangan tersebut. Hal ini semata-mata untuk kegiatan kemanusiaan.
"Saya mengucapkan terima kasih, ACT telah mempercayakan pengadaan logistik sembako ke toko kami. Mungkin dengan cara ini saya bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan. Sehingga, saya berani memberikan harga terbaik. Semoga kerja sama ini semakin menguatkan silaturahmi kita dan dapat kita lanjutkan di momen kegiatan berikutnya," ungkap Mochamad Faizin.
Rahadiansyah, Koordinator Pendistribusian Paket Pangan Ramadan untuk kawasan Kalimantan Barat menjelaskan, ACT juga melibatkan Tentara Nasional Indonesia dalam proses pembagian paket untuk masyarakat penjaga negeri. Isu perbatasan sarat akan pertaruhan nasionalisme, TNI sungguh berperan untuk menyemangati masyarakat perbatasan sebagai garda terdepan bangsa ini.
"ACT libatkan TNI, sesuai tema program 'Masyarakat Penjaga Negeri'. TNI itu simbol nasionalisme, ditambah prajurit-prajuritnya juga sudah sangat dekat dengan masyarakat di perbatasan. Kami ingatkan, garda terdepan menjaga Indonesia bukan hanya tugas keseharian tentara, namun juga masyarakat di sini. Kita berikan sesuatu untuk masyarakat di tapal batas Indonesia-Malaysia. Kita cari yang pelosok-pelosok, bahkan kita juga sudah sewa boat buat ke daerah yang tidak bisa dilewati dengan mobil," kata Rahadiansyah.
Penghujung Ramadan ini, hadiah untuk saudara sebangsa sang penjaga perbatasan hadir untuk mereka. Paket Pangan Ramadan sejatinya adalah sebuah catatan penegas bahwa "Jauh Dibantu, Dekat Apalagi". Karena tapal batas Sambas, Sungau, dan Bengkayang adalah Indonesia. Mereka pula yang sehari-hari menjaga teras utara tepian Nusantara. (*)