Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anak-anak yang baru mulai menjalankan puasa kisaran umur tujuh tahun biasanya masih kesulitan bangun dan makan saat sahur.
Terkadang porsi makannya saat sahur hanya sedikit padahal saat puasa dan walaupun puasa setengah hari anak juga tetap menjalankan banyak aktivitas.
Spesialis Gizi Klinis, Dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp. GK memberikan tips agar sahur anak berkualitas yakni jangan bangunkan anak mendekati waktu sahur.
Lebih baik satu jam lebih cepat bangunkan anak, kemudian ajak anak ngobrol terlebih dulu atau coba melakukan sedikit kegiatan seperti menyiapkan makanan untuk sahur.
Alhasil saat waktunya sahur tiba mood anak jadi lebih baik dan semangat untuk menyantap makanan sahur.
“Prinsipnya bangunin anak jangan mendadak, bangunin sejam sebelum sahur, kadang orangtua mikirnya biar gak ngantuk nanti aja banguninnya,” ungkap dr. Juwalita di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).
“Ajak bantuin siapin makanan, ajak ngobrol dulu, pas mau sahur moodnya anak jadi bagus,” sambung dr. Juwalita.
Dengan mood yang bagus diharapkan juga anak tidak memilih untuk roti dan selai cokelat saja sebagai makanan untuk sahur karena dua makanan tersebut gampang bikin gula darah naik sehingga bikin cepat lapar.
Kalau anak memang sukanya makan roti, isinya bisa diganti dengan makanan yang mengandung protein tinggi misalnya telur dan berikan susu juga pada anak untuk karbohidrat dan tambahan cairan.
Jangan lupa juga berikan serat dari buah-buahan kesukaan si anak.
“Kita tetap kasih makannya lengkap jangan roti putih sama selai cokelat nanti naikin gula darah sampai sekolah laper lagi. Ganti isinya pakai telur, mentega dan susu buat bekal protein, tambah serat juga,” pungkas dr. Juwalita.