News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Benarkah Anjuran Berbuka Puasa dengan Makanan dan Minuman yang Manis? Ini Penjelasan Menurut Hadits

Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sering mendengar anjuran 'berbukalah dengan yang manis', apakah anjuran itu benar sesuai ajaran Islam? Ini penjelasan ustazah menurut hadits!

TRIBUNNEWS.COM - Memasuki bulan Ramadhan 2019/1440 H, kita tentu sering mendengar anjuran 'berbukalah dengan yang manis'.

Berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis disebut-sebut dapat mengembalikan energi yang hilang setelah seharian beraktivitas tanpa mendapat asupan nutrisi.

Namun, apakah anjuran berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis itu benar sesuai ajaran Islam dan terdapat dalilnya?

Berikut penjelasan dari Hj. Siti Choiriyah, M.Ag., dosen Institut Agama Islam Negeri atau IAIN Surakarta.

Menjawab pertanyaan itu, Hj. Siti Choiriyah menyampaikan hadits riwayat (HR) Ahmad dan Abu Daud.

"Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya akan menyampaikan terlebih dahulu hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud," jawab Hj. Siti Choiriyah kepada Tribunnews.com.

Baca: Hati-hati, Kelebihan Makanan Manis Saat Buka Puasa Bisa Timbulkan Jerawat

Baca: Kerap Berbuka Puasa dengan yang Manis? Hati-hati, Bisa Membuatmu Lemas, Ini Penjelasannya

Berikut bunyi dari HR Ahmad dan Abu Daud tersebut:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل ان يصلي فان لم يكن رطبات فتمرات فان لم يكن تمرات حسا حسوات من ماء رواه أحمد وأبو داود والترمذي

Artinya, "Rasulullah Saw. berbuka puasa dengan beberapa kurma matang dan basah sebelum melangsungkan shalat.

Kalau tak ada kurma basah, Rasulullah Saw. berbuka dengan kurma kering.

Bila tak ada kurma kering, ia meminum beberapa teguk air." (HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi).

"Dari hadits tersebut bisa kita pahami bahwasanya Rasulullah terbiasa ketika berbuka itu dengan ruthab (رطب)," kisah Hj. Siti Choiriyah.

"Ruthab (رطب) itu artinya adalah kurma yang masih segar.

Kurma matang yang baru dipetik dan masih segar," terang Hj. Siti Choiriyah.

Namun, apabila tidak ada kurma segar atau ruthab, Rasulullah Saw. juga mengkonsumsi kurma kering atau tamr.

Baca: 7 Tips Cegah Kulit Kering Saat Berpuasa, Skincare hingga Pola Konsumsi saat Sahur dan Buka Puasa!

Baca: Anti Loyo! Berikut Tips Ampuh Agar Tubuh Tetap Fit Saat Jalankan Puasa Ramadan 1440 H

"Jadi, kalau kemudian tidak ada ruthab, itu baru menggunakan tamr (تمر)," kata Hj. Siti Choiriyah.

"Tamr itu artinya kurma yang kering. Yang seperti biasa kita makan makan itu namanya tamr," terang Hj. Siti Choiriyah.

Tetapi tak hanya ruthab dan tamr saja, apabila keduanya tidak ada, buka puasa dapat diawali dengan meminum air putih.'

"Jadi, kalau di dalam HR. Ahmad dan Abu Daud seperti itu," ujar Hj. Siti Choiriyah.

Berdasarkan dalil yang ada, yakni HR Ahmad dan Abu Daud, Rasulullah Saw. berbuka dengan ruthab (kurma segar), tamr (kurma kering) atau air putih.

Namun, hal itu kini berkembang menjadi adanya anjuran untuk berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis.

Hj. Siti Choiriyah pun memberikan penjelasan mengenai fenomena anjuran yang kini beredar luas di masyarakat tersebut.

"Makna yang manis-manis itu sebenarnya hanya merupakan kias saja. Jadi, kias tersebut mengambil sifat yang sama karena tamr dan ruthab bersifat manis," jelas Hj. Siti Choiriyah.

Baca: 5 Tips Traveling Saat Bulan Ramadan Agar Liburan Tetap Nyaman

Baca: 6 Tips Mengatasi Bibir Kering saat Berpuasa, Jangan Basahi dengan Air Liur!

Kemudian apabila keduanya tidak ada, bisa diganti dengan makanan atau minuman yang bersifast manis, sama seperti ruthab dan tamr.

Hj. Siti Choiriyah pun tak menyalahkan anjuran tersebut, tetapi kita juga harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis.

"Jangan sekedar yang manis-manis, kemudian sembarangan (memilih makanan atau minuman)!" imbau Hj. Siti Choiriyah.

Sebab manisnya kurma memiliki banyak manfaat dari kandungan serat dan kandungan gula yang sangat bermanfaat untuk tubuh.

"Karena kita tahu kan? Manisnya kurma itu banyak sekali manfaatnya. Banyak kandungan serat, ada kandungan gulanya juga yang sangat bermanfaat untuk tubuh," jelasnya.

Maka dari itu, saat mengganti kurma dengan makanan dan minuman manis yang lain, kita perlu memperhatikan kesamaannya dengan kurma.

"Oleh karena itu, ketika mau mengganti kurma dengan makanan dan mimuman manis yang lain juga harus yang paling tidak mendekati sifatnya.

Jadi, misalnya (mengganti kurma dengan) buah-buahan yang selain mengandung kadar gula, juga mengandung serat yang bermanfaat untuk tubuh," terang Hj. Siti Choiriyah.

Baca: TIPS Puasa Hari Ini - 9 Cara Kurangi Bau Mulut, Sikat Gigi usai Sahur hingga Hindari Olahan Keju

Baca: PUASA SEHAT, Tips Nutrisi Sehat Agar Puasa Lancar, Biasakan Makan dengan Porsi Sedang

Hj. Siti Choiriyah juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang keliru dalam mengkonsumsi makanan manis saat berbuka puasa.

Ia menilai bahwa mengonsumsi kolak saat berbuka puasa, selain menyegarkan tubuh, juga dapat menimbulkan kantuk.

Timbulnya kantuk setelah berbuka puasa berdampak tak bisa melaksanakan ibadah shalat tarawih.

Pada akhirnya, Hj. Siti Choiriyah menyimpulkan bahwa istilah "berbukalah sengan yang manis-manis" merupakan bahasa kias.

"Tetapi menurut saya, sebaiknya jika memang ada (konsumsilah) ruthab atau tamr, atau jika tidak ada air putih saja dulu karena kita gampang mendapatkannya."

"Baru kemudian dilajutkan dengan yang manis-manis selain kurma seperti buah. Misalnya kolak, ya dengan porsi yang wajar-wajar saja."

"Dan itu sebaiknya dilakukan sebelum salat (maghrib), jadi nanti buka dulu, baru kemudian baru dilanjutkan salat," pungkasnya.

Baca: Benarkah Tidur saat Berpuasa adalah Ibadah? Begini Penjelasan Lengkap dari Ustaz!

Baca: Apakah Ghibah atau Menggosip Bisa Batalkan Puasa? Ini Jawaban Ustaz

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini